SUMBER:Media: Bisnis Indonesiahari/ Tanggal: 18-1-2010Halaman: 18Kolom:1-2
Oleh: Erwin Tambunan
JAKARTA: Perum Pehutani masih mempertimbangkan tawaran pengusaha China bekerja sama membangun pabrik pengolahan derivatif gondorukem dan terpentin yang akan memeperoleh pendapatan Rp.800 miliar pertahun.
"Kita masih mempertimbangkan keinginan bekerjasama dengan perusahaan swasta dari China membangun pabrik derivatif gondorukem tersebut,"kata Direktur Utama Perum Perhutani Upik Rosalina Wasrin kepada Bisnis pekan lalu.
Produk derivatif gondorukem dan terpentin menghasilkan bahan baku cat, bahan baku tinta dan sebagian lagi diolah menjadi bahan baku untuk makanan, minuman dan bahkan produk itu sering dipergunakan perusahaan besar yang bergerak di industri kosmetik berskala internasional.
Pabrik ini merupakan satu-satunya industri yang mampu mengolah gondorukem dan terpentin menjadi bahan baku makan.
Tawaran kerjasama dari perusahaan China itu, katanya disampaikan dalam kegiatan pemeran di negara tersebut yang mana Perum Perhutani turut sebagai pesertanya. "Nama perusahaannya belum bisa disebutkan sekarang karena masih belum ada kepastian untuk menerima tawaran tersebut."
Perusahaan itu menawarkan pabrik yang berkapasitas dua kali kapasitas pabrik yang akan dibangun Perum Perhutani.
"Padahal kita hanya ingin membangun pabrik pengolahan derivatif gondorukem berkapasitas 10.000 ton yang membutuhkan Rp.120 miliar saja.
Upik menjelaskan perusahaannya masih mengupayakan dana pinjaman untuk membangun pabrik tesebut dengan memanfaatkan jasa perbankan nasional.
Dia berharap parbankan mempercayai Perhutani untuk membangun pabrik derivatif gondorukem tersebut.
Upik optimis neraca pembukuan perusahaannya dapat meyakinkan perbankan untuk menggelontorkan dana pinjaman pengembangan perusahaan negara dibidang kehutanan tersebut.
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih untuk komentarnya...