Ujian Konservasi di Lahan Basah

menghadapi ujian terberatnya, bagaimana melestarikan fungsi-fungsi ekologis sekaligus mengangkat kesejahteraan nelayan dan petani setempat. Wetland International mengembangkan konservasi bersama masyarakat di lahan basah di Serang.

Fisiologi Tubuh Di Pegunungan

Mendaki gunung adalah perjuangan, perjuangan manusia melawan ketinggian dan segala konsekuensinya. Dengan berubahnya ketinggian tempat, maka kondisi lingkungan pun jelas akan berubah.

Bahaya Tas Plastik Untuk Hutan Indonesia

Tas plastik yang kita dapatkan sehari-hari dari pasar, warung, atau supermarket ternyata bisa berujung panjang, bahkan membahayakan kelestarian hutan kita.

Fungsi Hutan

Hutan merupakan satu ekosistem yang sangat penting di muka bumi ini, dan sangat mempengaruhi proses alam yang berlangsung di bumi kita ini.

Kenapa Harus Hijau??

Apa artinya menjadi Hijau? Apa artinya menjadi aktivis lingkungan atau lingkungan? Mengapa Anda membeli organik?

Dimensi Etika Dalam Berorganisasi

Sebagaimana dikemukakan sebelumnya bahwa etika merupakan cara bergaul atau berperilaku yang baik.

Minggu, 30 Juni 2013

Status Gunung Papandayan Diturunkan Jadi Waspada

TEMPO.COGarut-KAMIS, 06 JUNI 2013 | 18:51 WIB-Status Gunung Api Papandayan yang berada di Kecamatan Cisurupan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, diturunkan statusnya dari Siaga (Level III) menjadi Waspada (Level II). Sebulan sebelumnya dinaikan dari siaga menjadi waspada. 

"Berdasarkan hasil pengamatan instrumental, visual, serta analisis data pemantauan, penurunan status jadi Waspada ini diberlakukan 5 Juni 2013 pukul 16.00 WIB," ujar Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, dihubungi Tempo, Kamis, 06 Juni 2013.

Menurut dia, penurunan status ini berdasarkan hasil pemantauan aktivitas kegempaan dari lima stasiun seismik (1 broadband dan 4 short-period). Sejak akhir Mei sampai awal Juni 2013, kegempaan Gunung Papandayan menurun signifikan, yaitu dari jumlah rata-rata gempa vulkanik 35-49 kejadian per hari menjadi 14 kejadian per hari. Penurunan status ini pun didasari dengan penurunan jumlah gempa tektonik lokal yang signifikan, yaitu dari rata-rata 67-71 kejadian per hari menjadi 2-17 kejadian per hari.

Pada awal statusnya dinaikan menjadi siaga, yakni pada 01 " 07 Mei 2013, terekam 45 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA), 286 kali kejadian Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 498 kali kejadian Gempa Tektonik Lokal (TL), 21 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ), 3 kali kejadian gempa Hybrid, 7 kali kejadian gempa Tornilo, 2 kali kejadian gempa Terasa dengan skala MMI II. Sedangkan pada 30 Mei " 5 Juni, terekam 15 kali kejadian Gempa Vulkanik Dalam (VA), 42 kali kejadian Gempa Vulkanik Dangkal (VB), 18 kali kejadian Gempa Tektonik Lokal (TL), 18 kali kejadian Gempa Tektonik Jauh (TJ), 1 kali kejadian gempa Tornilo.

Berdasarkan pengamatan secara visual di pos pengamatan gunung papandayan dan sekitarnya pada umumnya cerah dan mendung, angin bertiup dari arah Selatan/Timur Laut dengan kecepatan lemah. Suhu udara juga tercatat antara 20 - 260C. Pengamatan di Pos secara umum gunung tampak jelas hingga berkabut. Saat jelas teramati, asap kawah Baru dan kawah Emas teramati putih tipis, dengan tinggi asap 10 " 20 meter.

Namun meski begitu, masyarakat di sekitar Gunung Papandayan dan pengunjung dilarang untuk mendekati kawah yang ada di puncak Gunung. Jarak aman yang diperbolehkan dalam radius 1 km dari kompleks kawah Papandayan. "Kami minta masyarakat juga agar tetap tenang, tidak terpancing isu letusan gunung Papandayan dan agar senantiasa mengikuti arahan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut," ujar Surono.

Kamis, 02 Mei 2013

GUNUNG MERAPI SUMBAR SEMBURKAN ASAP PUTIH


BUKITTINGGI, KOMPAS.com - Gunung Marapi yang berada di antara Kabupaten Tanahdatar dan Kabupaten Agam, Sumatera Barat, pada Kamis pagi, terlihat menyemburkan asap putih.
Perwarta Antara melaporkan semburan asap putih tersebut terjadi sekitar pukul 07.00 WIB, dengan ketinggian asap mencapai 100 meter dari puncak gunung. Semburan asap putih tersebut berlangsung secara terus menerus hingga pukul 07.30 WIB. Setelah itu, gunung setinggi 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) tersebut tertutup kabut.
Sekitar pukul 07.45 WIB, gunung yang tidak lagi tertutup kabut tersebut kembali terlihat mengeluarkan asap putih, yang juga berlangsung secara terus menerus.
Petugas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bukittinggi Warseno mengatakan bahwa semburan asap putih dari gunung itu fenomena biasa, apa lagi cuaca sering hujan sejak beberapa hari terakhir. "Asap putih yang disemburkan gunung itu setinggi 100 hingga 200 meter. Kemarin (Rabu) juga terjadi. Itu adalah uap air karena cuaca yang sering hujan," katanya.
Dia mengimbau masyarakat dan pendaki supaya tak melakukan pendakian di radius tiga kilo meter dari kawah gunung karena status Gunung Marapi masih waspada level II.
Marapi adalah salah satu gunung aktif di Sumbar yang pada 3 Agustus 2011 sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang dengan ketinggian mencapai 1.000 meter, dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, dan Padangpanjang.
Gunung Marapi terakhir kali meletus pada tahun 2005. Dalam kondisi aktif normal, gunung yang berdampingan dengan Gunung Singgalang dan Tandikek itu menjadi salah satu tujuan pendaki dari dalam maupun luar Sumatera Barat.
Setiap pergantian tahun, gunung tersebut selalu ramai oleh pendaki. Akses pendakian Gunung Marapi mudah dicapai. Jalur pendakian dimulai dari Kotobaru, Tanahdatar.
Kawasan Gunung Marapi tersebut merupakan area konservasi di Sumbar, yakni Suaka Alam Merapi.
Dalam catatan Antara terhitung sejak akhir abad 18 hingga 2008 tercatat sudah 454 kali meletus, 50 di antaranya dalam skala besar. Saat dalam status siaga, Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah evakuasi.
Sumber :
ANTARA
Editor :
Robert Adhi Ksp

MATERI SOSIOLOGI PEDESAAN

Sosiologi yang berkembang dalam masyarakat memiliki beberapa cabang yang disesuaikan dengan bidang keilmuannya. Berikut ini kita akan membahas beberapa cabang sosiologi.

1. Sosiologi Pendidikan

Pada dasarnya, sosiologi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu sosiologi umum dan sosiologi khusus. Sosiologi umum menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum. Sedangkan Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum, yaitu menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio kultural secara mendalam. Misalnya: sosiologi masayarakat desa, sosiologi masyarakat kota, sosiologi agama, sosiolog hukum, sosiologi pendidikan dan sebagainya.Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus.

Beberapa defenisi sosiologi pendidikan menurut beberapa ahli:

1. Menurut F.G. Robbins, Sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan. Struktur mengandung pengertian teori dan filsafat pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya dengan tata sosial masyarakat. Sedangkan dinamika yakni proses sosial dan kultural, proses perkembangan kepribadian, dan hubungan kesemuanya dengan proses pendidikan.

2. Menurut H.P. Fairchild, dalam bukunya ”Dictionary of Sociology” dikatakan bahwa sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Jadi ia tergolong applied sociology.

3. Menurut Prof. DR S. Nasution,M.A, Sosiologi Pendidikana dalah ilmu yang berusaha untuk mengetahui cara-cara mengendalikan proses pendidikan untuk mengembangkan kepribadian individu agar lebih baik.

4. Menurut F.G Robbins dan Brown, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu yang membicarakan dan menjelaskan hubungan-hubungan sosial yang mempengaruhi individu untuk mendapatkan serta mengorganisasi pengalaman. Sosiologi pendidikan mempelajari kelakuan sosial serta prinsip-prinsip untuk mengontrolnya.

5. Menurut E.G Payne, Sosiologi Pendidikan ialah studi yang komprehensif tentang segala aspek pendidikan dari segi ilmu sosiologi yang diterapkan.

6. Menurut Drs. Ary H. Gunawan, Sosiologi Pendidikan ialah ilmu pengetahuan yang berusaha memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan analisis atau pendekatan sosiologis.

2. Sosiologi Agama

Sosiologi agama mempelajari hubungan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan agama. Dalam sosiologi agama dipelajari beberapa materi yang meliputi perilaku manusia yang berhubungan dengan keyakinan yang dipeluknya, peranan agama sebagai pranata sosial, peranan agama dalam perubahan masyarakat, dan peranan agama sebagai agen pengendalian sosial.

Agama merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan masyarakat yang perlu dipelajari oleh antropolog ataupun para ilmuwan social lainnya. Di dalam kehidupan masyarakat, agama muncul karena sifat ketauhidan masyarakat tersebut. Oleh karena itu agama perlu dipelajari dan dihayati oleh manusia karena kebutuhan manusia terhadap sang maha pencipta.
Di dalam agama dijumpai ungkapan materi dan budaya dalam tabiat manusia serta dalam sistem nilai, moral, etika, kajian agama, khususnya agama Islam merupakan kebutuhan hidup bagi masyarakat Indonesia, khususnya mayoritas.
Oleh karena itu, kajian agama seperti Islam, Budha, Hindu tidak hanya sebatas konsep saja, teori dan aspek-aspek kehidupan manusia beserta hukumnya, tapi harus dihayati dan direnunggi untuk diamalkan dalam kehidupan manusia.
Ide-ide keagamaan dan konsep-konsep keagamaan itu tidak dipaksa oleh hal-hal yang bersifat fisik tapi bersifat rohani. Karenanya agama merupakan suatu institusi ajaran yang menyajikan lapangan ekspresi dan implikasi yang begitu halus yang berbeda dengan suatu konsep hukum ataupun undang-undang yang dibuat oleh masyarakat.

3. Sosiologi Hukum

Sosiologi hukum mempelajari kaitan antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan hukum. Materi yang dipelajari antara lain perilaku masyarakat dalam hubungannya dengan hukum yang berlaku, peranan hukum dalam masyarakat, dan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan hukum yang ada dalam masyarakat.

Beberapa pengertian sosiologi hukum yang dikemukakan oleh beberapa ahli dalam bidang sosiologi diantaranya :
soerjono soekanto : suatu cabang ilmu pengetahuan yang secara analitis dan empiris yang menganalisis atau mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya
1. satjipto rahadjo : sosiologi hukum adalah pengetahuan hukum pada pola perilaku masyarakat dalam konteks sosialnya. 

2. R. Otje Salman : sosiologi hukum adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara hukum dengan gejala-gejala sosial lainnya secara empiris analitis 

3. H.L.A. Hart : tidak mengemukakan tentang definisi sosiologi hukum, namun hanya mengungkapkan bahwa suatu konsep tentang hukum yang mengandung unsur-unsur kekuasaan yang terpusatkan kepada kewajiban tertentu didalam gejala hukum yang tampak dari kehidupan bermasyarakat. Menurut Hart, inti dari suatu sistem hukum terletak pada kesatuan antara aturan utama (primary rules) dan aturan tambahan (secondary rules).

4. Sosiologi Keluarga

Sosiologi keluarga membahas kegiatan atau interaksi antara fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan keluarga. Hal yang dipelajari dalam sosiologi keluarga antara lain peranan keluarga dalam masyarakat, peranan keluarga dalam perubahan sosial, dan beberapa bentuk keluarga yang ada dalam masyarakat.

Definisi Keluarga
a. Elliot And Merrill : “…a group of two or more person residing together who are related by blood marriage or adaption.” adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang hidup bersama, atas dasar ikatan darah, perkawinan, atau adopsi. 


b. E. S. ogar dus : “the family is a small social group, normally composed of a father, a mother, and one or more children, in which affection and responsibility are equitably sharedd and in which the children are reared to become self controlled and socially motivated persons.” 

c. Mac Iver And Page : “family is group defined by a sex relationship sufficienly precise an during to provide for the up bringging of the children.” 

d. A. M. Rose : “a family is a group of interacting person who recognize a relationship with each other based on common parentage, marriage and for adoption.” 

e. Khairuddin : keluarga adalah hubungan yang terjadi antar seketurunan maupun tambahan (adopsi) yang di atur oleh perkawinan secarah dengan keturunan-keturunan mereka yang merupakan satu kesatuan khusus.

5. Sosiologi Industri

Pada hakikatnya sosiologi industri lebih menekankan pada perkembangan industri seiring dengan perkembangan masyarakat. Hal ini mengingat antara industri dan masyarakat mempunyai hubungan yang erat, karena adanya industri akan menimbulkan berbagai perubahan sosial dalam masyarakat. Misalnya dengan adanya industri, mata pencaharian hidup masyarakat berubah, dari sektor agraris menjadi sektor industri dengan bekerja sebagai buruh pabrik.

Sosiologi industri mengkaji hubungan antara fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat dengan kegiatan industri. Beberapa materi yang dipelajari antara lain peranan industri dalam perubahan sosial, aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan pokok ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi), serta hubungan industri dengan berbagai struktur yang ada dalam masyarakat.

Sosiologi Industri mengkaji masalah fenomena industri dengan menitikberatkan kajiannya pada faktor manusia, dan mengaitkannya dengan faktor mesin serta mekanisme kerja pabrik yang berorientasi pada efisiensi dan efektivitas. Sedangkan Sosiologi Hukum merupakan cabang sosiologi yang mengkaji fenomena-fenomena hukum yang ada di masyarakat. Sementara itu Sosiologi Pendidikan mengkaji proses-proses sosiologis yang berlangsung dalam lembaga pendidikan dengan tekanan dan wilayah tekanannya pada lembaga pendidikan. Di lain pihak Sosiologi Perilaku Menyimpang mengkaji perilaku dan kondisi yang dianggap tidak sesuai dengan norma-norma yang sudah disepakati dalam masyarakat.

6. Sosiologi Pembangunan

Cabang sosiologi ini mengkaji masyarakat dan segala pola aktivitasnya di alam pembangunan. Sosiologi menghendaki pembangunan yang dilaksanakan di masyarakat tidak hanya mengejar aspek materiilnya saja, melainkan juga memerhatikan masyarakat yang ada di sekitarnya. Beberapa materi yang dipelajari dalam sosiologi pembangunan antara lain pengaruh pembangunan dalam perubahan sosial, peranan pembangunan dalam kehidupan masyarakat, dan peranan pembangunan terhadap perekonomian masyarakat.

Sosiologi pembangunan berkembang pesat sejak awal 1960-an. Sebagai bagian dari ilmu sosiologi, sosiologi pembangunan sangat dipengaruhi oleh pokok-pokok pikiran ahli sosiologi klasik seperti Marx, Weber dan Durkheim. Perkembangan sosiologi pembangunan semakin pesat seiring dengan gagalnya program pembangunan yang disponsori oleh Amerika Serikat pada negara-negara dunia ketiga. Kegagalan pembangunan dunia ketiga tersebut memicu sebuah tanda tanya besar bagi peneliti sosial untuk mengungkap faktor-faktor penyebabnya. Kelima penulis walaupun menggunakan teori yang berbeda memiliki satu kesepahaman tentang kegagalan pembangunan pada negara dunia ketiga. Sosiologi pembangunan membawa dampak pada lahirnya dimensi-dimensi baru dalam konsep pembangunan. Menurut Webster (1984), terdapat lima dimensi yang perlu untuk diungkap, antara lain :

a. Posisi negara miskin dalam hubungan sosial dan ekonominya dengan negara-negara lain.
b. Ciri khas atau karakter dari suatu masyarakat yang mempengaruhi pembangunan.
c. Hubungan antara proses budaya dan ekonomi yang mempengaruhi pembangunan.
d. Aspek sejarah dalam proses pembangunan atau perubahan sosial yang terjadi.
e.Penerapan berbagai teori perubahan sosial yang mempengaruhi kebijakan pembangunan nasional pada negara-negara berkembang.

Sosiologi pembangunan mencoba melengkapi kajian ekonomi yang selama ini hanya didasarkan pada produktivitas dan efisiensi dalam mengukur keberhasilan pembangunan. Pembangunan sebagai sebuah perubahan sosial yang terencana tidak bisa hanya dijelaskan secara kuantitatif dengan pendekatan ekonomi semata, terdapat aspek tersembunyi jauh pada diri masyarakat seperti persepsi, gaya hidup, motivasi dan budaya yang mempengaruhi pemahaman masyarakat dalam memanfaatkan peluang-peluang yang ada. Sosiologi pembangunan juga berusaha untuk menjelaskan berbagai dampak baik positif maupun negatif dari pembangunan terhadap sosial budaya masyarakat. Berbagai introduksi baik yang berupa teknologi dan nilai-nilai baru dalam proses pembangunan tentu akan membawa dampak pada bangunan sosial yang sudah ada sejak lama.

Sejarah perkembangan sosiologi pembangunan di Belanda diawali dengan menggunakan pendekatan sosiologi historis. Sosiologi historis menggunakan perspektif pertumbuhan dalam mengungkap permasalahan dengan teori dan konsep sosiologi. Berbagai penelitian yang menggunakan pendekatan historis pada awal perkembangannya menjadikan daerah kolonial sebagai objek kajian. Berberapa penelitian yang mengambil objek kajian di Indonesia menjelaskan tentang berbagai dampak pembangunan seperti lahirnya konsep shared proverty oleh Geertz.

7. Sosiologi Politik

Sosiologi politik mempelajari tentang fenomena politik dengan mengaitkan variabel sosial dan variabel politik dalam wujud saling keterkaitan antara struktur sosial dan lembaga politik atau antara masyarakat dan negara. Dengan demikian sosiologi politik bertujuan mengkaji hubungan antara fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat dengan kegiatan-kegiatan politik. Ruang lingkup kajian sosiologi politik antara lain perilaku politik, lembaga politik, dan peranan politik dalam masyarakat.

Sosiologi politik adalah sebuah penyelidikan antara masalah-masalah yang berkesinambungan antara masyarakat dan politik. Dalam korelasinya turut serta membahas struktur, kebudayaan, tingkah laku, pendekatan dan perkembangan melalui metode penelitian.

Konsep sosiologi politik menyangkut empat konsep yaitu sosialisasi politik, partisipasi politik, rekruitmen politik dankomunikasi politik. Sosialisasi politik adalah proses pengenalan seseorang terhadap sistem politik untuk menentukan persepsinya mengenai politik serta reaksi-reaksinya terhadap gejala-gejala politik. Partisipasi poolitik adalah keterlibatan seseorang terhadap sistem politik pada bermacam tingkatan. Rekruitmen politik adalah proses pendaftaran seseorang untuk mendapat sebuah jabatan.Komunikasi politik adalah proses pengalokasian informasi dari sistem politik kepada sistem politik dan sistem sosial.

Peran sosiologi politik adalah sebagai kajian yang bersifat implisit. Dalam pembahasannya terdapat nilai-nilai yang dapat dikaji dalam keterkaitan system politik, tetapi tidak terdapat kajian idiologis didalamnya.
(Rush, Michael dan Phillip Althof,2007.Pengantar Sosiologi Politik.Jakarta:PT.Raja Grafindo Perseda)

Sosiologi politik dipandang sebagai ilmu Negara yang melibatkan urusan kenegaraan dan suatu masyarakat. Bila mencoba mendefinisikan soiologi politik maka sebuah kajian yang menempatkan masyarakat dalam klasifikasi kajian ilmu sosial.

Dalam konsep yang disajikan menunjukkan terdapat struktur poitik yang menunjukkan adanya dialektika antagonisme yang terintegrasi dalam fenomena masyarakat. Selanjutnya diperdalam dari kajian dialektika itu sendiri secara mendalam untuk mengkaji keberadaan antagonisme. Dan terakhir, antagonisme dibahas secara mendalam suatu antagonisme dipecahkan dan menentukan batasan-batasan yang jelas didalamnya.
(Duverger, Maurice.2005.Sosiologi Politik. Jakarta:PT.Raja Grafindo Perseda)

Sosiologi politik selain dipandang sebagai cabang ilmu pengetahuan baru dari induknya, tetapi pada dasarnya sosiologi politik telah termaktub dari pemikiran ahli sosiolog klasik. Diantaranya Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim. Bila diambil benar merah diantara para tokoh tersebut, sosiologi politik didefinisikan sebagai hubungan antara masyarakat dan individu.

Ada persamaan tokoh tersebut membahas analisis secara makro, penjelasan bersifat komparasi sejarah, mengemukakan adanya perubahan sosial, teorinya dapat diterapkan di semua tipe masyarakat.

Sedangkan pendekatan dan konsep yang digunakan tokoh-tokoh memiliki perbedaan. Marx dengan pendekatan materialisme historis dengan konsep tentang kelas, eksploitasi, alinasi, negara serta ideologi. Pendekatan Weber adalah analisis tipe ideal dan sosiologi intepretatif, dengan konsep rasionalisasi, otoritas, kelompok status serta partai politik. Sedangkan pendekatan Durkheim adalah fungsionalisme sosiologis

8. Sosiologi Pedesaan

Cabang sosiologi ini mempelajari masyarakat pedesaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari dalam sosiologi pedesaan antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan, pola pemikiran, serta sikap dan sifat masyarakat pedesaan dalam kehidupan sehari-hari.

Setiap melaksanakan kegiatan lapangan di sengaja atau tidak kita selalu berhubungan dengan masyarakat baik daerah itu pedesaan atau perkotaan secara langsung dan tak langsung mau tak mau kita mesti harus berhubungan dengan masyarakat desa/kota.untuk itu kita harus membenahi diri dengan pengetahuan tentang desa dan masyarakat secara praktis. jika telah mempelajarinya tentang desa dan masyarakat nya tentu kita akan mudah untuyk beradaptasi melaksanakan penyesuaian dalam kehidupan sosial mereka . masyarakat desa atau unsur penyesuain terdiri dari unsur unsur yang berbeda sehinga perlu di pelajari untuk mencapai suatu pola kehidupan yang serasi yang menjadikan kita dapat di terima di masyarakat , tetapi semuanya tidak lepas dari kepandaian atau kecerdasaan kemampuan sikap kejujuran kita sendiri sehingga tujuan kita dapat tercapai dan tidak mendapatkan suatu hal yang merugikan (membahayakan diri).
pengertian sosiologi pedesaan adalah suatu ilmu poengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan yakni hubungan antara manusia dengan manusia ,manusia dengan kelompok dan kelompok dengan masyarakat ,baik formal maupun material , baik statis maupun dinamis. pedesaan berasal dari suku kata desa yang berasal dari bahasa sansekerta yaitu desi yang berarti tempat tinggal pengertian desa disini adalah suatu kesatuan masyarakat dalam wilayah jelas baik menurut suasana yang formal maupun informal. dimana satuan terkecilnya terdiri dari keluarga yang mempunyai wilayah dan otonomi sendiri dalam penyelengaraan kehidupan dan keterikatan antara keluarga keluarga dalam kelompok masyarakat terjadi sebagai akibat adanya unsurpenguat yang bersifat religius, tradisi dan adat istiadat.
kesimpulannya bahwa definisi sosiologi pedesaan adalah suatu ilmu yang mempelajari masalah sosial baik pendidikan, kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang terjadi karena hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompoknya , kelompok dengan kelompok lainnya dan seterusnya.
masyarakat desa adalah suatu kesatuan manusia yang bertempat tinggal di desa dan berinteraksi menurut kepastian ada istiadat tertentuyang bersifat continue.

4 ciri masyarakat desa :
a. interaksi antar masyarakat
b. adat istiadat norma hukum dan aturan khas yang mengatur tingkah laku warga
c. suatu kontinyuitas dalam waktu tertentu
d. suatu identitas yang kuat mengikat semua warga

ciri ciri fisik desa

jumlah penduduk tidak lebih dari 1000 orang
sebagian besar tanahnya tanah pertanian,kecuali desa nelayan
tidak terlalu di sibukan dengan kendaraan roda empat di desa relative dari jalan batu dan tanah

ciri ciri masyarakat desa

a. hubungan warganya sangat erat
b. system kehidupan kelompok berdasarkan system kekeluargaan
c. pada umumnya hidup dari hasil pertanian
d. cara bertani belum mengenal mekanisme pertanian
e. golongan orang tua memegang peranan penting karena itu sukar mengadakan perubahan perubahan yang nyata pada umumnya golongan tua di golongkan pada tradisi yang kuat mereka ini di sebut pimpinan formal
f. system pengendali sosial sangat kuat sehingga perkembangan jiwa individu sangat sukar di kembangkan
g. rasa persaudaraan yang sangat kuat sekali anatara warganya saling mengenal dan saling menolong

tapi di era globalisasi sekarang ini ciri ciri tersebut sudah banyak yang mengalami perubahan dan dalam sosiologi tidak pernah mengenal kata mutlak. dalam pelaksanaannya kita harus memperhatikan peraturan di desa tersebut lakukan semata mata menghormati adat istiadat yang telah ada dan kita dapat di terima sebagai warganya. sosiologi akan terasa apabila kita sudah terjun langsung kedesa dan berada di lingkungan pedesaan. bagaimana sebenernya menjadi orang desa akan kita rasakan dan bias kita resapi denganbaik jika kita telah mengalami sendiri kesederhanaan yang mereka memiliki patut menjadi teladan bagi kita.

9. Sosiologi Perkotaan

Sosiologi perkotaan mempelajari masyarakat perkotaan dan segala pola interaksi yang dilakukannya sesuai dengan lingkungan tempat tinggalnya. Materi yang dipelajari antara lain mata pencaharian hidup, pola hubungan dengan orang-orang yang ada di sekitarnya, dan pola pikir dalam menyikapi suatu permasalahan.

a. Menurut Prof. Drs. R. Bintarto : Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.

b. Menurut Louis Wirth : Kota adalah pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.

c. Menurut Arnold Tonybee : Sebuah kota tidak hanya merupakan pemukiman khusus tetapi merupakan suatu kekomplekan yang khusus dan setiap kota menunjukkan perwujudan pribadinya masing-masing.

d.  Menurut Max Weber : Kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokal.

10. Sosiologi Kesehatan

Sosiologi kesehatan bertujuan mengkaji cara penerapan berbagai teori sosiologi dalam menganalisis masalah-masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Cabang sosiologi ini berusaha untuk mengkaji perilaku sakit, perilaku sehat, peran sehat, dan peran sakit para anggota masyaraKAT

RUANG LINGKUP SOSIOLOGI KESEHATAN Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Pertumbuhan sosiologi medis berlangsung melalui enam tahap. Menurut Mechanic tugas medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala yang dipertimbangkan baik faktor biologis [...

sumber : http://alpasismuhajirin.blogspot.com/p/materi.html

Senin, 04 Maret 2013

Elemen Kekuatan Organisasi


Ketika organisasi, keluarga dan kelompok masyarakat diatur dengan lebih baik, maka mereka akan menjadi lebih kuat. Ketika mereka memiliki bentuk yang lebih rasional, seperti halnya organisasi yang formal, maka mereka akan memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan oleh anggota mereka.
Bila kita ingin memperkuat suatu kelompok masyarakat, keluarga atau organisasi, bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa kita telah berhasil, atau sampai di tingkat apa keberhasilan kita?  Para ilmuwan yang bergerak di bidang penelitian sosial berkata, bagaimana cara kita untuk mengukur tingkat kekuatan dari sebuah kelompok masyarakat, apakah ketika mereka meningkatkan kapasitasnya, atau ketika mereka lebih berdaya dari pada sebelumnya? Sayangnya, kita tidak memiliki alat pengukur elektronik untuk mengetahui hal ini, yang dapat mengetahui bahwa ketika angka 62 bergeser ke angka 79, maka kita tahu ada peningkatan sebanyak 17 point. 

Kita dapat menganalisa konsep dari "kekuatan", "daya" atau "kapasitas", yang terdapat dalam organisasi, ikatan keluarga atau kelompok masyarakat, mengamati komponen-komponen yang beragam di dalamnya, dan menentukan satu bentuk observasi yang dapat menunjukkan kepada kita bahwa sebuah pemberdayaan atau peningkatan kapasitas telah terjadi.


Keenam belas elemen tersebut adalah: altruisme, Persamaan nilai-nilai; pelayanan publik; tingkat percaya diri; komunikasi; konteks; informasi; intervensi; kepemimpinan; jaringan; organisasi; kekuatan politik; keterampilan; kepercayaan; kekompakan; dan kesejahteraan.  Elemen ini lebih dapat dipahami dibandingkan kelima elemen Weber tentang kekuatan birokratis, namun untuk mengidentifikasinya tetap berdasarkan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang sama yang digunakan oleh Weber. 

Deskripsi dari Enam Belas Elemen;

Pemberdayaan berjalan dengan baik melampaui izin politik atau hukum untuk berpartisipasi dengan sistem politik nasional. Hal ini termasuk kapasitas untuk melakukan hal-hal yang diinginkan para anggota untuk dilakukan. Pemberdayaan termasuk pengembangan kapasitas dan penguatan dalam berbagai dimensi.   Berikut ini adalah enam belas elemen dari kelompok masyarakat yang berubah, ketika kelompok masyarakat itu, organisasi atau sebuah keluarga menjadi lebih kuat.
  • Altruisme (Sifat Mementingkan Kepentingan Orang Lain): Altruisme adalah proporsi dari dan tingkatan terhadap kesiapan seseorang atau individu untuk mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan orang banyak, terlihat dari sikap kedermawanan, kerendahan hati, kebanggaan bersama, sikap saling mendukung, kesetiaan, kepedulian, persahabatan, persaudaraan. Istilah ini kami pinjam dari ilmu Biologi, bukan ilmu Filsafat.  Saat sebuah kelompok masyarakat memiliki elemen altruism yang lebih banyak, maka mereka memiliki tingkat kapasitas yang lebih baik.  Apabila beberapa individu, keluarga atau sekelompok orang diperbolehkan untuk mengambil lebih banyak dan bersikap semena-mena dalam hal pemakaian dana di suatu kelompok masyarakat atau organisasi, hal ini akan melemahkan kelompok masyarakat atau organisasi tersebut.

  • Persamaan Nilai-Nilai: Persamaan nilai sebagai faktor organisasi atau kelompok masyarakat adalah tingkat di mana para anggota kelompok masyarakat berbagi nilai-nilai, terutama paham yang menyatakan bahwa mereka berasal dari satu akar yang sama, berada di atas kepentingan para anggota di dalamnya.  Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai dimensi budaya.  Semakin mereka berbagi, atau paling tidak lebih saling mengerti dan mentoleransi nilai-nilai dan perilaku satu sama lain, maka kelompok mereka akan menjadi semakin lebih kuat.  Rasisme, usia, gender, prasangka, fanatisme akan melemahkan sebuah kelompok masyarakat.

  • Pelayanan Publik; Untuk tempat pemukiman, pelayanan ini terdiri dari berbagai fasilitas dan layanan (seperti jalan, pasar, air minum, akses ke pendidikan, layanan kesehatan), perawatan fasilitas dan layanan tersebut (pemeliharaan dan perbaikan yang dapat diandalkan), keberlangsungan, dan tingkat akses anggota kelompok masyarakat terhadap fasilitas dan layanan itu.   Hal ini berkaitan dengan dimensi teknologi sebuah budaya.  Semakin terbuka akses yang dimiliki oleh anggota kelompok masyarakat kepada berbagai fasilitas umum, maka semakin besar tingkat pemberdayaan mereka. Dalam mengukur kapasitas sebuah organisasi, maka tolak ukurnya termasuk perlengkapan kantor, peralatan, sumber daya, akses terhadap toilet dan fasilitas personal staf lainnya, fasilitas bekerja dan fisik bangunan. 


  • Komunikasi: Di dalam sebuah kelompok masyarakat, dan di antara kelompok itu sendiri dengan pihak luar, konteks komunikasi meliputi jalan, sistem elektronik (telepon, radio, TV, Internet), media cetak (surat kabar, majalah, buku), jaringan, bahasa yang sama, tingkat melek huruf dan keinginan serta kemampuan untuk berkomunikasi (termasuk kebijaksanaan, diplomasi, keinginan untuk mendengarkan dan juga untuk berbicara) secara umum.   Apabila sebuah kelompok masyarakat menjalin komunikasi yang lebih baik, maka mereka akan menjadi lebih kuat.  Untuk sebuah organisasi, hal ini adalah peralatan komunikasi, metode dan praktek yang tersedia untuk staf.   Kurangnya komunikasi berarti sebuah kelompok masyarakat atau organisasi yang lemah.


  • Rasa Percaya Diri: Saat mengekspresikan diri secara individual, seberapa besar rasa percaya diri yang terlihat di dalam kelompok masyarakat, organisasi secara keseluruhan?  Faktor ini termasuk sebuah pemahaman bahwa organisasi atau kelompok masyarakat dapat mencapai apapun yang merek inginkan.  Sikap-sikap yang positif, kemauan, motivasi diri, antusiasme, optimisme, kemandirian, keinginan untuk memperjuangkan hak-haknya, menghindari rasa apati dan fatalisme (bahwa hidup ini tergantung dengan nasib), sebuah pandangan mengenai berbagai hal yang positif.   Peningkatan kekuatan termasuk peningkatan rasa percaya diri.


  • Konteks (politik dan administratif); Sebuah organisasi atau kelompok masyarakat akan menjadi lebih kuat, lebih mampu untuk menjadi lebih kuat dan mempertahankan kekuatannya, bila ia berada di dalam sebuah lingkungan yang mendukung kekuatan tersebut.   Lingkungan ini termasuk elemen-elemen (1) politik (termasuk berbagai nilai dan sikap dari para pemimpin nasional, hukum dan perundang-undangan) dan (2) administratif (sikap pegawai sipil dan para teknokrat, termasuk peraturan dan prosedur pemerintah). Elemen itu juga meliputi lingkungan yang sah.   Ketika para politisi, pemimpin, teknokrat, dan pegawai sipil, berikut hukum dan peraturan yang mereka buat, mengambil sebuah pendekatan hanya dengan memberikan persediaan, kelompok masyarakat akan lemah, sementara bila mereka memberi kesempatan agar kelompok masyarakat tersebut bertindak untuk diri mereka sendiri, maka kelompok masyarakat tersebut akan menjadi lebih kuat.   Berbagai kelompok masyarakat, keluarga dan organisasi akan menjadi lebih kuat bila mereka berada di sebuah kondisi yang lebih baik.

  • Informasi: Lebih dari sekedar mendapatkan atau menerima informasi yang belum diproses, kekuatan dari organisasi atau kelompok masyarakat terletak pada kemampuan mereka dalam memproses dan menganalisa informasi tersebut, tingkat kesadaran, pengetahuan dan kebijakan yang ditemukan di antara beberapa individu penting dan di antara kelompok tersebut secara keseluruhan.  Ketika informasi menjadi lebih efektif dan berguna, tidak sekedar banyak dalam jumlah, maka kelompok masyarakat akan memiliki kekuatan yang lebih.  (Ketahui bahwa hal ini terkait dengan tetapi berbeda dengan elemen komunikasi yang disebutkan di atas).

  • Intervensi: Apakah tingkatan dan efektivitas dari animasi (penggerakan, pelatihan manajemen, peningkatan kesadaran, stimulasi) yang bertujuan kepada penguatan organisasi atau kelompok masyarakat?  Apakah sumber daya dari kegiatan amal, baik dari luar maupun dalam dapat menaikkan tingkat ketergantungan dan melemahkan kelompok masyarakat, atau sebaliknya memberikan tantangan kepada kelompok masyarakat untuk bertindak dan pada akhirnya menjadikan kelompok masyarakat tersebut lebih kuat?  Apakah intervensi ini berkelanjutan atau tergantung kepada keputusan yang diambil oleh pemberi dana dari pihak luar yang memiliki perbedaan tujuan dan agenda dengan kelompok masyarakat itu sendiri?  Ketika sebuah kelompok masyarakat memiliki lebih banyak sumber daya yang mendorong perkembangan, maka ia memiliki lebih banyak kekuatan.

  • Kepemimpinan: Para pemimpin memiliki daya, pengaruh, dan kemampuan untuk menggerakkan kelompok masyarakat.  Semakin efektif kepemimpinannya, maka akan semakin kuat kelompok masyarakat tersebut.  Walaupun ini bukan tempat untuk berdebat ideologi antara demokrasi atau kepemimpinan partisipasi, yang berlawanan dengan gaya totalitarian, otoritarian dan diktatorial, kepemimpinan yang paling efektif dan berkelanjutan (untuk memperkuat kelompok masyarakat, dan bukan hanya memperkuat para pemimpin) adalah kepemimpinan yang melakukan sesuatu untuk menerapkan keputusan dan keinginan dari seluruh anggota kelompok masyarakat, yang melaksanakan peranan mendukung dan memfasilitasi.   Para pemimpin harus memiliki berbagai keterampilan, keinginan dan karisma.  Semakin efektif sebuah kepemimpinan, maka semakin besar kapasitas yang dimiliki oleh kelompok masyarakat. Kurangnya kepemimpinan akan melemahkan kelompok masyarakat.

  • Jaringan: Bukan hanya masalah "Apa yang Kamu ketahui", tetapi juga tentang "Siapa yang Kamu kenal" yang dapat menjadi sumber kekuatan.  (Seperti lelucon umum, bukan orang yang hanya "tahu segala", tapi orang yang "kenal semua" yang dapat pekerjaan).  Apakah tingkatan yang membuat anggota kelompok masyarakat, terutama para pemimpin, untuk dapat mengenal orang-orang (berikut agensi atau organisasinya) yang dapat menyediakan berbagai sumber daya berguna yang akan memperkuat kelompok masyarakat tersebut secara keseluruhan?  Jaringan/hubungan yang berguna, potensial dan dapat direalisasikan, yang terdapat di dalam dan di luar kelompok masyarakat.  Semakin efektif sebuah jaringan, maka semakin kuat pula kelompok masyarakat, keluarga atau sebuah organisasi tersebut.  Isolasi menyebabkan kelemahan .

  • Organisasi: Tingkat Organisasi di dalam sebuah kelompok masyarakat adalah tingkat di mana setiap anggota yang berbeda di dalam kelompok masyarakat melihat diri mereka sendiri memiliki peranan yang mendukung kelompok secara utuh (bukan sekedar sekumpulan orang-orang yang berbeda saja), termasuk (dalam arti kemasyarakatan) integritas organisasi, struktur, beragam prosedur, proses pembuatan keputusan, efektivitas, pembagian tenaga kerja, saling ketergantungan dan melengkapi beragam peranan dan fungsi.  Hal ini berkaitan dengan dimensi institusi atau interaksional dari budaya dan masyarakat.   Semakin terorganisir, atau semakin terorganisir dengan efektif sebuah kelompok masyarakat/organisasi, maka semakin besar kapasitas atau kekuatan yang dimilikinya.

  • Kekuatan Politik: Sebuah Kekuatan dari kelompok masyarakat atau organisasi menunjukkan tingkatan mereka untuk dapat berpartisipasi di dalam pengambilan keputusan wilayah dan nasional.  Hal ini berhubungan dengan dimensi politik sebuah budaya. Hanya sebagai seorang individu pun memiliki kekuasaan yang bermacam-macam di dalam kelompok, maka sebuah organisasi dan kelompok masyarakat memiliki kekuasaan yang berbeda-beda dan pengaruh di wilayah dan bangsa.  Apabila sebuah kelompok masyarakat atau organisasi semakin mampu melatih kekuasaan politik dan pengaruh yang dimilikinya, maka semakin tinggi level kapasitas yang mereka miliki. 

  • Keterampilan-Keterampilan: Kemampuan, yang tertanam di masing-masing individu, yang dapat dikontribusikan kepada organisasi dari kelompok masyarakat dan kemampuan untuk menyelesaikan apa pun yang ingin diselesaikan, kemampuan teknis, manajemen, berorganisasi dan kemampuan untuk menggerakan juga termasuk. Semakin banyak kemampuan (kelompok atau individu) yang dapat dimiliki dan digunakan oleh kelompok masyarakat atau organisasi, maka semakin berdaya pula kelompok dan organisasi itu.  Kemampuan/keterampilan itu harus relevan dengan tujuan dari organisasi; seorang juggler yang memiliki kemampuan tinggi misalnya, tidak akan menjadi sebuah aset yang berguna bagi sebuah perusahaan transportasi atau kesatuan polisi. 

  • Kepercayaan: Kepercayaan adalah tingkatan di mana para anggota kelompok dari organisasi atau kelompok masyarakat saling mempercayai satu sama lain, terutama manajer mereka, pemimpin dan pelayan masyarakat, yang sebaliknya adalah sebuah cerminan dari tingkatan integritas mereka (kejujuran, ketergantungan, keterbukaan, transparansi, dan kepercayaan). Semakin tinggi rasa percaya dan ketergantungan mencerminkan peningkatan kapasitas kelompok dan organisasi.   Ketidakjujuran, korupsi, penggelapan dan pengalihan dari sumber daya masyarakat akan mengarah kepada melemahnya kelompok dan organisasi tersebut. 

  • Kekompakan: Kekompakan adalah rasa memiliki kepada sebuah entitas yang dikenal (grup yang membentuk kelompok masyarakat) walaupun setiap organisasi dan masyarakat memiliki pembagian atau pemisahan (agama, kelas, status, pemasukan, usia, gender, suku, klan) atau persaingan-persaingan pribadi.   Adalah tingkatan di mana anggota organisasi atau masyarakat berkeinginan untuk bertenggang rasa terhadap perbedaan dan variasi di antara mereka dan berkeinginan untuk mendukung dan bekerja sama, sebuah rasa dari tujuan atau visi yang sama, nilai-nilai yang sama.   Ketika sebuah kelompok masyarakat atau organisasi itu lebih kompak, maka ia akan semakin kuat.   Kesatuan tidak berarti semua orang di dalamnya sama, namun kesatuan berarti semua orang saling memberikan toleransi akan perbedaan masing-masing dan bekerja untuk kebaikan bersama.

  • Kesejahteraan: Kesejahteraan adalah tingkatan di mana organisasi atau kelompok masyarakat secara keseluruhan – berbeda dengan individu-individu di dalamnya – memiliki kendala atas sumber daya-sumber daya yang aktual dan potensial, dan produksi serta distribusi dari barang dan jasa yang langka dan berguna, moneter dan non-moneter, termasuk tenaga kerja, tanah, perlengkapan, persediaan, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini berkaitan dengan dimensi ekonomi budaya.  Semakin sejahtera suatu kelompok masyarakat atau organisasi, maka semakin kuat pula kelompok atau organisasi tersebut.   Bila seseorang yang serakah, keluarga atau pihak tertentu mencoba mengambil keuntungan dari keuangan yang dimiliki kelompok masyarakat atau organisasim maka hal ini akan melemahkan kelompok dan organisasi tersebut.   Para keluarga yang memiliki kesejahteraan lebih baik, umumnya akan bertahan lebih lama selama beberapa generasi. 

Kamis, 28 Februari 2013

Cara Memilih Jaket Untuk Ke Gunung



Jaket outdoor sekarang ini memiliki model, desain, dan bahan yang beragam. Merk lokal dan luar pun semakin meramaikan pasar. Sebelum membeli, ada baiknya Anda memiliki pengetahuan mengenai alat ini. Beraktivitas di alam bebas mengundang bahaya, karena itu, Anda harus mempersiapkan alat yang tepat dan mumpuni. Jangan sampai karena cuma mengejar “gaya”, tetapi pakaian Anda menjadi percuma karena tidak mampu melindungi anda selama berpetualang.

Sesuaikan ukuran, model, dan bahan
Jaket yang baik harus bisa menutup tubuh bagian atas. Lubang dari lengan ataupun leher sebaiknya menutup sempurna untuk mencegah hawa dingin masuk. Selain itu, kenyamanan dalam bergerak harus diperhatikan. Pilihlah jaket dengan ukuran yang pas, tidak ketat dengan badan. Jangan pula terlalu besar, karena akan memakan space besar saat disimpan dalam tas.
Untuk model, pilihlah yang memiliki kerah tinggi dan topi. Kerah berfungsi melindungi leher, dan topi mampu menghangatkan bagian kepala.

Berbagai macam bahan tersedia di pasaran. Biasanya berfungsi wind - braker atau water - proof. Bahan water - proof lebih disukai karena lebih tahan air. Namun, bila hujan besar, air dapat masuk dari sela - sela jaket ataupun merembes.
Anda bisa melakukan tes dengan mengucek sedikit jaket yang akan dibeli. Bahan anti air, seperti taslan dan gore - tex, biasanya akan terasa licin dan kaku. Bila ingin memastikan kualitas, Anda dapat meniup salah satu bagian kain. Bila terasa mampat, dapat dipastikan bahan ini anti air.


Warna Terang vs Gelap
Beberapa pendaki menyukai warna terang, dengan alasan untuk lebih mudah dikenali. Warna terang juga lebih memantulkan cahaya daripada gelap yang bersifat menyerap. Namun, ada pula yang kurang suka, karena warna terang dianggap lebih cepat terlihat kotor.
Kembali kepada keutamaan fungsi sebuah peralatan, yaitu menunjang keselamatan. Bila warna terang lebih menunjang keselamatan, kenapa harus lebih takut kepada kotor?

Sesuaikan dengan medan dan waktu penggunaan
Seperti apa medan yang akan Anda hadapi? Bila Anda pergi ke gunung dengan ketinggian 2.000 – 3.000 mdpl, gunakan jaket dengan bahan dalam polar untuk menghangatkan. Waktu penggunaannya pun sebaiknya saat tidur. Apabila dipakai untuk berjalan, keringat keluar berlebihan, sehingga tubuh akan merasa terlalu lelah. Pada beberapa kasus, seperti summit attack ( pendakian ke puncak ) di Gunung Semeruatau Rinjani, pergerakan dilakukan sekitar pukul 02.00 pagi. Tentu saja jaket harus dipakai untuk menjaga suhu tubuh.

Perhatikan detail
Detail utama yang diperhatikan ialah bagian kantong dan resleting. Terlalu banyak kantong malah membuat jaket kurang efektif. Perhatikan pula masalah fungsi. Kantong di bagian samping perut, selain untuk menyimpan barang, bisa pula digunakan untuk menghangatkan telapak tangan.
Reseleting yang baik memiliki lapisan tahan air. Bila tidak, minimal resleting di bagian depan memiliki lapisan penutup lagi. Lapisan ini berfungsi mencegah angin masuk. Beberapa jaket memiliki resleting di bagian ketiak, agar tetap sejuk selama dipakai. Model ini bisa menjadi pilihan.

Lihat merk
Pilihlah merk yang sudah Anda kenal, atau Anda sudah memiliki referensi mengenai merk tersebut. Merk luar yang terkenal seperti Jack Wolfskin, Heads, Timberland, dll. Beberapa merk ada pula yang mencantumkan logo gore-tex.
Untuk merk lokal, beberapa yang bagus diantaranya Eiger, Consina, Avtech, dan DMM. Terkadang, ada pula merk yang kurang dikenal, tapi memiliki bahan yang bagus. Anda bisa menilai dari resletingnya. Bila tercantum merk jaket yang sama, berarti jaket terbilang bagus. Karena, tidak sembarang perusahaan bisa membuat logo di resleting. Bila tidak memakai merk sendiri, pilihlah jaket dengan merk resleting YKK, yang sudah terjamin kualitasnya

Sumber : belantaraindonesia.org

Tips Dalam Memilih Sepatu Rock Climbing



Dalam panjat tebing, sepatu mempunyai peranan yang sangat penting. Bukan sekedar melindungi kaki, tapi membantu Anda untuk menginjak, mencengkeram dan berinteraksi dengan batu-batu yang akan Anda lewati. Oleh karena itu, sepatu panjat tebing didesain dengan bentuk yang berbeda-beda untuk setiap situasi. Maka jangan heran kalau Anda menemukan banyak sekali tipe sepatu panjat tebing. Untuk memilihnya Anda harus menyesuaikan dengan bentuk kaki Anda dan juga medan yang akan Anda lalui. Ada tiga hal yang dapat Anda jadikan pertimbangan untuk memilih jenis sepatu, yaitu:

  • Pertama. 
Buat rencana panjat tebing Anda.
Langkah pertama untuk mendapatkan sepatu yang tepat adalah menentukan jenis, lokasi dan tujuan petualangan Anda. Di sini Anda sudah memilih jenis panjat tebing yang akan Anda jalani, apakah pada tingkat permulaan, menengah dan mahir. Terus tentukan lokasi dan rute yang akan dilewati. Selanjutnya Anda tinggal memilih sepatu, apakah untuk keperluan panjat tebing dalam jangka panjang, seharian atau cuma beberapa saat. Anda perlu juga membedakan jenis sepatu untuk kompetisi dan rekreasi. Ingat pula teknik panjat yang akan Anda pakai, apakah edging, smears, pocket climbing, crack climbing atau kombinasi dari berbagai teknik itu.

Memang, tidak ada sepatu yang bisa memenuhi semua kriteria di atas. Namun, setidaknya Anda bisa mencari sepatu yang hampir memenuhi kebutuhan Anda. Misal, Anda seorang pemula maka Anda bisa memilih sepatu serba guna yang dapat Anda pakai untuk berbagai lokasi pemanjatan. Jika Anda seorang panjat tebing senior, Anda bisa memilih jenis sepatu yang sesuai dengan lokasi khusus yang akan Anda lewati. Perfoma sepatu pemanjatan tergantung pada bahan yang dipakai serta cara pembuatannya. Berikut ini ada beberapa perbedaan dan perbandingan dari setiap jenis sepatu:

Shoe height / cut. 
Bentuk sepatu yang tinggi memberikan perlindungan ekstra pada kaki dan pergelangan kaki Anda dari goresan dan benturan. Sebaliknya, sepatu pendek (cut) kurang bisa melindungi pergelangan kaki, tetapi memberikan kebebasan kepada Anda untuk bergerak dan menggunakan teknik-teknik panjat tebing tingkat tinggi.

Basic design. 
Sepatu yang dilengkapi dengan tali dan penutup lebih mudah untuk dipakai dan dilepas. Sepatu seperti ini sesuai untuk pemanjatan di batu-batu besar atau pun dipakai untuk olah raga biasa. Bahkan kadang-kadang setelah petualangan sepatu ini dipakai untuk kegiatan sehari-hari.

Support/midsole stiffness. 
Sepatu support stiffness memiliki alas (sole) yang tinggi sehingga bisa melindungi kaki Anda dari batu-batu kecil. Sedangkan sepatumidsole stiffness yang mempunyai alas sepatu pendek memberi kebebasan kepada Anda untuk bergerak, termasuk melewati lubang-lubang batu yang kecil. Bahkan sepatu jenis ini bisa memudahkan Anda untuk menerapkan teknik pemanjatan yang sulit (misal smearing.

Toe profile. 
Bentuk sepatu yang meruncing dimana bagian depannya disesuaikan dengan bentuk jari kaki (seperti pada sarung tangan) sehingga membantu Anda untuk melewati celah-celah yang sempit. Sepatu tersebut nyaman dan enak untuk melakukan teknik smear.

Bentuk sepatu. 
Setelah Anda mengetahui tipe-tipe sepatu seperti di atas maka pembicaraan selanjutnya adalah bagaimana sepatu itu dibuat. Walau masing-masing pabrik memiliki cara yang berbeda untuk membuat sepatu, namun teknik itu dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu semi flexed dan gambered. Semi flexed adalah cara pembuatan sepatu yang masih tradisional dan berdasarkan pada anatomi kaki manusia. Sepatu ini cocok untuk Anda yang masih berada pada tingkat pemula dan menengah. Sedangkan bagi pemanjat mahir Anda bisa memilih bentuk sepatugambered. Bagian depan sepatu ini dibentuk sesuai dengan jari kaki, sehingga memungkinkan Anda untuk melewati tebing dengan tingkat kesulitan yang tinggi. Bagi pemula, jarang yang memilih sepatu seperti ini.

Konstruksi. 
Konstruksi sepatu dapat dibedakan pula menjadi dua yaitu slip lasteddan board lasted. Bagian bawah sepatu slip lasted pendek sehingga sangat fleksibel dan sensitif. Dengan sepatu ini Anda bisa merasakan batu-batu yang Anda pijak. Sedangkan sepatu board lasted berbentuk tinggi termasuk bagian bawahnya, sehingga mampu melindungi kaki Anda.

Setelah membuat rencana panjat tebing dan menyesuaikan jenis-jenis sepatu yang cocok dengan rencana tersebut maka langkah selanjutnya adalah memusatkan perhatian pada kategori umum dan mencari sepatu yang nyaman buat kaki Anda.

  • Kedua. 
Fokus pada kategori umum. 
Sangat sulit bagi Anda untuk memilih sepatu yang memenuhi standar untuk semua situasi. Di dunia panjat tebing dikenal tiga kategori sepatu, yaitu:

All purpose. 
Sepatu jenis ini dipakai untuk panjat tebing secara menyeluruh, baik teknik crack, edge maupun smear. Sepatu ini sangat populer untuk pemanjat pemula, pemanjat umum dan pemanjat yang suka naik ke berbagai kondisi tebing. Tipe sepatu ini adalah tinggi (menutup mata kaki) sehingga bisa melindungi kaki. Selain itu desain sepatu tersebut juga nyaman untuk perlindungan.

High performance. 
Sepatu jenis ini dibuat untuk kompetisi panjat tebing dan rute-rute pemanjatan yang sulit. Desain sepatu ini pendek dan sangat ringan sehingga memudahkan Anda untuk melakukan teknik-teknik pendakian yang sulit.

Slippers. 
Bentuk sepatu ini mirip dengan kaki Anda. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai second skin. Dengan bentuk yang tipis dan tempat jari kaki, sepatu ini sangat sensitif terhadap batu-batuan. Sepatu slippers sesuai untuk latihan, panjat dinding maupun tebing yang memiliki batu-batu besar.

Sebelum Anda memutuskan untuk memilih sepatu yang sesuai, coba perhatikan sepatu itu secara detil, baik ketinggiannya, bagian bawahnya (sol), bahan sol serta bahan sepatu. Sebisa mungkin Anda memilih sepatu yang dibuat dari bahan kulit kualitas tinggi sehingga kenyamanan Anda benar-benar terjaga.

  • Ketiga. 
Pastikan kenyamanan sepatu. Salah satu pertimbangan Anda untuk membeli sepatu adalah faktor kenyamanan. Karena itu, cobalah sepatu yang Anda inginkan sebelum Anda membelinya. Sebaiknya, Anda mencoba sepatu pada siang hari serta mengenakan kaos kaki. Jika sepatu yang Anda pilih memiliki tali, kenakan tali itu seluruhnya. Pastikan bahwa kaos kaki Anda tidak terlipat sehingga sepatu itu benar-benar sesuai dengan ukuran Anda. Pilihlah sepatu yang pas, tapi jangan terlalu sempit karena kaki Anda bisa sakit. Usahakan sepatu yang ramping. Lebih baik agak lebar dibanding terlalu panjang. Dengan demikian jari kaki Anda bisa menapak kuat pada tebing yang Anda lewati.

Jika Anda merencanakan untuk panjat tebing dalam jangka pendek dan rute yang sulit maka pilihlah sepatu yang rendah dan lebih ketat. Sepatu seperti ini mempunyai kontrol yang optimal. Namun bila Anda akan melewati jalur yang panjang dan general climbing maka pilihlah sepatu yang pas tetapi tetap nyaman. Bila sepatu yang Anda pilih mempunyai tempat jari (kantong jari kaki) maka perhatikan ukuran itu. Jangan sampai jari-jari kaki Anda harus terlipat karena kesempitan.

Selain itu Anda pun harus memperhatikan ukuran sepatu. Maklum, standar ukuran yang dipakai berlainan, baik di Eropa, Amerika maupun Inggris. Satu hal lagi yang harus Anda camkan, yaitu persoalan kaos kaki. Ada sementara orang yang memilih panjat tebing tanpa menggunakan kaos kaki karena merasa lebih sensitif terhadap jalur yang dilewati. Namun ada pula yang senang mengenakan kaos kaki ketika melakukan pemanjatan. Nah, sekarang pilihan ada di tangan Anda.

sumber: highcamp

Mendaki Gunung Burangrang


Gunung Burangrang adalah bagian rangkaian pegunungan yang terbentuk dari hasil letusan Gunung Sunda Purba yang kini menjadi Kaldera Sunda. Menurut ahli geologi, Kaldera Sunda adalah rangkaian gunung dan bukit yang berjejer di utara cekungan Bandung barat sampai timur.

Bentangan gunung ini cukup bervariasi dan menantang. Contohnya seperti hutan yang luas, sungai, danau, dan tebing. Walaupun termasuk gunung yang tidak terlalu tinggi, namun bagi para penggemar kegiatan alam bebas termasuk kawasan yang kerap dijadikan untuk berlatih.

Danau (Situ) Lembang adalah salah satu tempat menarik yang berada dalam kawasan ini. Menurut van Bemmelen (1934), pada tahap pascapembentukan kaldera sesar inilah Lembang terbentuk. Kejadian tersebut diikuti lahirnya Gunung Burangrang (kini telah padam), dan Gunung Tangkubanparahu.

Mendaki Gunung Burangrang dapat dilakukan dalam waktu 1-2 hari. Jika saat pendakian tidak ada rencana bermalam, anda dapat mendakinya mulai pagi hari sehingga sudah dapat turun sebelum gelap. Pendakiannya sendiri dapat dilakukan melalui tiga jalur umum. Jalur Komando, Desa Kertawangi; Jalur Legok Haji-SPN (Sekolah Polisi Negara), Desa Legok Haji, dan Jalur Cisurupan- SPN, Desa Cisurupan. Ketiga jalur itu masuk Kecamatan Cisarua, Cimahi.

Mendaki via Jalur Komando, Anda diwajibkan melapor pada pos jaga Kopassus untuk minta izin dengan meninggalkan copy KTP. Sedangkan jika melalui Jalur Legok Haji atau Jalur Cisurupan, lebih baik anda melapor ke Polsek Cisarua, Cimahi.

INFORMASI UMUM
Tinggi : 2.067 mdpl
Posisi geografis : 6º442 073 LS dan 107º352 053 BT
Lokasi administrasi: Kabupaten Cimahi dan Kabupaten Purwakarta
Kota terdekat : Cimahi
Waktu pendakian : sekitar 3-4 jam dari titik awal hingga puncak gunung

Sabtu, 16 Februari 2013

Cara Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat


Kadangkala kita dihadapkan pada kondisi dimana kita harus dapat menentukan ketinggian suatu tempat,akan tetapi kita tidak mempunyai alat untuk menentukan ketinggian(altimeter), hal itu dapat diatasi dengan cara :

1. Lihat terlebih dahulu interval peta, lalu hitung ketinggian tempat yang ingin kita ketahui, memang ada rumusan umum interval kontur = 1/2000 skala peta. tetapi rumus ini tidak selalu benar, beberapa peta topografi keluaran Direktorat Geologi Bandung aslinya berskala 1:50.000 (interval kontur 25 m), tetapi kemudian diperbesar menjadi berskala 1:25.000 dengan interval kontur tetap 25 meter.

Pada suatu kondisi tertentu yang mendesak, misalnya SAR gunung hutan, sering kali peta diperbanyak dengan cara di foto kopi. Untuk itu, interval kontur peta tersebut harus tetap ditulis. Peta keluaran Bakosurtanal (1:50.000) membuat kontur tebal untuk setiap kelipatan 250 meter, atau setiap selang 10 kontur. Seri peta keluaran AMS (skala 1:50.000) membuat garis kontur tebal untuk setiap kelipatan 100 meter. peta keluaran Direktorat Geologi Bandung tidak seragam ketentuan ketebalan garis konturnya. Dengan demikian tidak ada ketentuan khusus dan seragam untuk penentuan garis kontur tebal.

Bila ketinggian kontur tidak dicantumkan, maka kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara :

1. Cari 2 titik berdekatan yang harganya tercantum
2. Hitung selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa kontur yang terdapat antara keduanya (jangan menghitung kontur yang sama harganya bila kedua titik terpisah oleh lembah).
3. Dengan mengetahui selisih ketinggian kedua titik tersebut dan mengetahui juga jumlah kontur yang didapat, dapat dihitung berapa interval konturnya (harus merupakan bilangan bulat).
4. Lihat kontur terdekat dengan salah satu titik ketinggian (bila kontur terdekat itu berada diatas titik, maka harga kontur itu lebih besar dari titik ketinggian. bila kontur terletak dibagian bawah, harganya lebih kecil). Hitung harga kontuir terdekat itu yang harus merupakan kelipatan dari harga interval kontur yang telah diketahui dari no 3. lakukan perhitungan diatas beberapa kali sampai yakin harga yang didapat untuk setiap kontur benar. Cantumkan harga beberapa kontur pada peta anda agar mudah mengingatnya.

Titik Triangulasi 

Selain dari garis kontur, Kita dapat dapat mengetahui tinggi suatu tempat dengan bantuan titk ketinggian. Titik ketinggian ini biasanya titik Triangulasi, yaitu suatu titikatau benda berupa pilar/tonggak yang menyatakn tinggi mutlak suatu tempat dari permukaan laut. Titik triangulasi digunakan oleh jawatan-jawatan topografi untuk menentukan suatu ketinggian tempat dalam pengukuran ilmu pasti pada waktu pembuatan peta. Macam titik triangulasi :

a. Primer : P.14/3120 Kuarter : Q.20/1350
b. Sekunder : S.75/1750 Tersier : T.16/975

Mengenal Tanda Medan 

Di samping tanda medan yang terdapat pada legenda. Peta topografi biasa menggunakan bentuk-bentuk atau bentang alam yang menyolok dilapangan dan mudah dikenali di peta, yang kita sebut tanda medan. Beberapa tanda medan dapat anda “baca” dari peta sebelum anda berangkat ke lokasi, tetapi kemudian harus ada cari dilokasi, tanda-tanda medan itu antara lain :

a. puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak, dan bentuk-bentuk tonjolan lain yang menyolok.
b. lembah yang curam, sungai, pertemuan anak sungai, kelokan sungai, tebing-tebing di tepi sungai.
c. belokan jalan, jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan.
d. bila berada di pantai, muara sungai akan menjadi tanda medan yang sangat jelas , begitu juga tanjung yang menjorok ke laut, teluk-teluk yang menyolok, pulau-pulau kecil, delta dan sebagainya
e. di daerah daratan atau rawa-rawa biasanya sukar mendapatkan tonjolan permukaan bumi atau bukit-bukit yang dapat dipakai sebagai tanda medan. Permukaan kelokan-kelokan sungai, cabang-cabang sungai, muara sungai kecil.
f. dalam penyusuran di sungai, kelokan tajam, cabang sungai, tebing-tebing, delta dan sebagainya dapat dijadikan sebagai tanda medan.

Pengertian tanda medan ini mutlak untuk dikuasai. Akan selalu digunakan pada uraian selanjutnya tentang teknik peta kompas.

Kompas

a. Guna Kompas : Kompas adalah alat penunjuk arah yang digunakan untuk mengetahui arah utara magnetis. Karena sifat kemagnetannya, jarum kompas akan menunjuk arah utara-selatan (jika tidak dipengaruhi oleh adanya gaya-gaya magnet lainnya selain magnet bumi). Tetapi perlu diingat bahwa arah yang ditunjuk oleh jarum kompas tersebut adalah arah utara magnet bumi, jadi bukan arah utara sebenarnya. Secara fisik, kompas terdiri atas : a) Badan, yaitu tempat komponen-komponen kompas lainnya berada; b) Jarum, selalu mengarah ke utara-selatan bagaimanapun posisinya; c) Skala penunjuk, menunjukkan derajat sistem mata angin. 

b. Jenis-Jenis Kompas, dalam suatu perjalanan banyak macam kompas yang dapat dipakai, pada umumnya dipakai dua jenis kompas, yaitu kompas bidik (misalnya kompas prisma) dan kompas orienteering (misalnya kompas silva). Kompas bidik mudah untuk membidik, tetapi dalam pembacaan di peta perlu dilengkapi dengan busur derajat dan penggaris. Kompas silva kurang akurat jika dipakai untuk membidik, tetapi banyak membantu dalam pembacaan dan perhitungan di peta. Kompas yang baik pada ujungnya dilapisi fosfor agar dapat terlihat dalam keadaan gelap.

3. Pemakaian Kompas,kompas dipakai dengan posisi horizontal sesuai dengan arah garis medan magnet bumi. Dalam memakai kompas, perlu dijauhkan dari pengaruh benda-benda yang mengandung logam, seperti pisau, golok, karabiner, jam tangan dan lainnya. Kehadiran benda-benda tersebut akan mempengaruhi jarum kompas sehingga ketepatannya akan berkurang.

Altimeter

altimeter merupakan alat pengukur ketinggian yang bisa membantu dalam menentukan posisi. Pada medan yang bergunung tinggi, resection dengan menggunakan kompas sering tidak banyak membantu, disini altimeter lebih bermanfaat. Dengan menyusuri punggungan-punggungan yang mudah dikenali di peta, altimeter akan lebih berperan dalam perjalanan, yang harus diperhatikan dalam pemakaian altimeter :

a. setiap altimeter yang dipakai harus dikalibrasi. Periksa ketelitian altimeter di titik-titik ketinggian yang pasti.

b. Altimeter sangat peka terhadap guncangan, perubahan cuaca, dan perubahan temperatur.

Kamis, 14 Februari 2013

FISIOLOGI TUBUH DI PEGUNUNGAN


Mendaki gunung adalah perjuangan, perjuangan manusia melawan ketinggian dan segala konsekuensinya. Dengan berubahnya ketinggian tempat, maka kondisi lingkungan pun jelas akan berubah. Anasir lingkungan yang perubahannya tampak jelas bila dikaitkan dengan ketinggian adalah suhu dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah ketinggian maka suhu akan semakin turun dan kandungan oksigen udara juga semakin berkurang.Fenomena alam seperti ini beserta konsekuensinya terhadap keselamatan jiwa kita, itulah yang teramat penting kita ketahui dalam mempelajari proses fisiologi tubuh di daerah ketinggian. Banyak kecelakaan terjadi di pegunungan akibat kurang pengetahuan, hampa pengalaman dan kurang lengkapnya sarana penyelamat.

1. Konsekuensi Penurunan Suhu
Manusia termasuk organisme berdarah panas (poikiloterm), dengan demikian manusia memiliki suatu mekanisme thermoreguler untuk mempertahankan kondisi suhu tubuh terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun suhu yang terlalu ekstrim dapat membahayakan. Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah, maka tubuh akan terangsang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan suhu tubuh internal (mis : dengan menggigil). Untuk mengimbangi peningkatan metabolisme kita perlu banyak makan, karena makanan yang kita makan itulah yang menjadi sumber energi dan tenaga yang dihasilkan lewat oksidasi.


2. Konsekuensi Penurunan Jumlah Oksigen
Oksigen bagi tubuh organisme aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk menjamin kelangsungan proses-proses biokimia dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah merah dari konsentrasi haemoglobin dalam darah. Semakin tinggi jumlah darah merah dan konsentrasi Haemoglobin, maka kapasitas oksigen respirasi akan meningkat. Oleh karena itu untuk mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian, kita perlu mengadakan latihan aerobic, karena disamping memperlancar peredaran darah, latihan ini juga merangsang memacu sintesis sel-sel darah merah.



3. Kesegaran Jasmani 
Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam pendakian. Komponen terpenting yang ditinjau dari sudut faal olahraga adalah system kardiovaskulare dan neuromusculare.Seorang pendaki gunung pada ketinggian tertentu akan mengalami hal-hal yang kurang enak, yang disebabkan oleh hipoksea (kekurangan oksigen), ini disebut penyakit gunung (mountain sickness). Kapasitas kerja fisik akan menurun secara menyolokpada ketinggian 2000 meter, sementara kapasitas kerja aerobic akan menurun (dengan membawa beban 15 Kg) dan juga derajat aklimasi tubuh akan lambat.Mountain sickness ditandai dengan timbulnya gejala-gejala :•Merasakan sakit kepala atau pusing-pusing
•Sukar atau tidak dapat tidur
•Kehilangan control emosi atau lekas marah
•Bernafas agak berat/susah
•Sering terjadi penyimpangan interpretasi/keinginannya aneh-aneh, bersikap semaunya dan bisa mengarah kepenyimpangan mental.
•Biasanya terasa mual bahkan kadang-kadang sampai muntah, bila ini terjadi maka orang ini harus segera ditolong dengan memberi makanan/minuman untuk mencegah kekosongan perut.
•Gejala-gejala ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai puncaknya pada hari kedua.
Apabila diantara peserta pendakian mengalami gejala ini, maka perlu secara dini ditangani/diberi obat penenang atau dicegah untuk naik lebih tinggi. Bilamana sudah terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh-aneh serta tidak peduli lagi nasehat (keras kepala), maka jalan terbaik adalah membuatnya pingsan.Pada ketinggian lebih dari 3000 m.dpl, hipoksea cerebral dapat menyebabkan kemampuan untuk mengambil keputusan dan penalarannya menurun. Dapat pula timbul rasa percaya diri yang keliru, pengurangan ketajaman penglihtan dan gangguan pada koordinasi gerak lengan dan kaki. Pada ketinggian 5000 m, hipoksea semakin nyata dan pada ketinggian 6000 m kesadarannya dapat hilang sama sekali.



4. Program Aerobik
Program/latihan ini merupakan dasar yang perlu mendapatkan kapasitas fisik yang maksimum pada daerah ketinggian. Kapasitas kerja fisik seseorang berkaitan dengan kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh selai respirasi.Kebiasaan melakukan latihan aerobic secara teratur, dapat menambah kelancaran peredaran darah dalam tubuh, memperbanyak jumlah pembuluh darah yang mrmasuki jaringan, memperbanyak sintesis darah merah, menambah kandungan jumlah haemoglobin darah dan juga menjaga optimalisasi kerja jantung. Dengan terpenuhinya hal-hal tersebut di atas, maka mekanisme pengiriman oksigen melalui pembuluh darah ke sel-sel yang membutuhkan lebih terjamin.Untuk persiapan/latihan aerobic ini biasanya harus diintensifkan selama dua bulan sebelumnya. Latihan yang teratur ternyata juga dapat meningkatkan kekuatan (endurance) dan kelenturan (fleksibility) otot, peningkatan kepercayaan diri (mental), keteguhan hati serta kemauan yang keras. Didalam latihan diusahakan denyut nadi mencapai 80% dari denyut nadi maksimal, biasanya baru tercapai setelah lari selama 20 menit. Seorang yang dapat dikatakan tinggi kesegaran aerobiknya apabila ia dapat menggunakan minimal oksigen per menit per Kg berat badan. Yang tentunya disesuaikan dengan usia latihan kekuatan juga digunakan untuk menjaga daya tahan yang maksimal, dan gerakan yang luwes. Ini biasanya dengan latihan beban, Untuk baiknya dilakukan aerobic 25-50 menit setiap harinya.


Selasa, 05 Februari 2013

Manglayang Gunung Yang Di Pandang Sebelah Mata


Namanya tidak setenar gunung lainnya namun sebenarnya daya tarik dan pesona Manglayang tidak kalah. Mendaki Manglayang dapat ditempuh secara singkat. Jika tidak mau bermalam, anda dapat mendaki pagi dan kemudian turun sebelum hari gelap. Gunung ini merupakan menara penjaga di timur rangkaian gunung Legenda Sangkuriang – Burangrang, Tangkuban Perahu, dan Bukit Tunggul.

Dari sekitar puncak Manglayang, dapat terlihat bagian cekungan Bandung purba. Saat malam, cahaya lampu-lampu Jatinangor, Bandung dan sekitarnya begitu memesona.

Dari Puncak Timur, dapat terlihat kawasan Jatinangor dan pegunungan di sekitarnya. Terlebih malam saat cuaca cerah. Walaupun tingginya kurang dari 2.000 mdpl, namun medannya cukup menantang dan melelahkan. Trek jalur timur Manglayang miring 45 – 75 derajat, nyaris tanpa bonus atau jalur landai.

Dari Puncak Timur menuju puncak Manglayang, hutannya masih cukup asri. Puncak Manglayang cukup luas dan teduh dengan rimbunnya pepohonan. Di puncak juga terdapat sebuah makam keramat.

Pendakian melalui Jalur Batu Kuda cukup unik. Di kawasan ini terdapat batu-batu besar berserakan dengan bentuk khas. Ada yang seperti kuda, lawang atau pintu, dan sebagainya. Berkemah di antara hutan pinus kawasan Batu Kuda juga terasa menyegarkan.

Jalur Pendakian
Ada beberapa jalur pendakian yang umum dilalui, di antaranya adalah melalui Wanawisata Situs Batu Kuda, Kab. Bandung; Palintang, Ujung Berung, Kab. Bandung; dan Bumi Perkemahan Kiara Payung lalu menuju Desa Baru Beureum/Manyeuh Beureum, Jatinangor, Kab. Sumedang. Mendaki melalui Wanawisata Situs Batu Kuda, dapat melapor di gerbang wanawisata.

Informasi Umum

Tinggi : 1.818 mdpl
Lokasi Administrasi: Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang
Kota Terdekat: Jatinangor dan Ujung Berung
Waktu Pendakian: 3-4 jam dari titik awal pendakian hingga puncak gunung

Seperti Inikah Pecinta Alam Indonesia Di masa Sekarang Ini ?


Seandainya pohon bisa memberontak dan bicara tentunya ia bakal menjerit ketika ditebang, seadainya satwa liar itu bisa bicara tentunya ia bakal menyelamatkan hidupnya, namun kita sebagai manusia punya mulut, hati, telinga, otak malah diam saja melihat, mendengar jeritan-jeritan alam yang rusak ditangan kerakusan spesies manusia seperti kita ini. Apakah kita bangga dengan kekuasaan kita sendiri sementara kita telah melakukan bunuh diri secara perlahan bersama-sama oleh perbuatan kita sendiri.

Sebelum kita membahas pecinta alam dan kegiatannya mari kita pahami betul apa epistemologi dari “Pencinta Alam”. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata Cinta mempunyai empat makna, yakni, [1] ‘suka sekali’ ; ‘sayang benar’ ; [2] ‘kasih sekali’ ; terpikat’ ; terpikat ; [3] ‘ingin sekali’ ; berharap sekali ; ‘rindu’ ; dan [4] ‘susah hati ; risau’ (1993 -190). Yang artinya pencinta diberi makna ‘orang yang suka akan’ (h191). Selain itu kata alam yang diserap dari bahasa Arab, di Indonesia berkembang sehingga mempunyai tujuh makna. Ketujuh makna itu ialah [1] ‘segala ada yang dilangit dan dibumi’ ; [2] ‘lingkungan dan kehidupan’ ; [3] ‘segala sesuatu yang termasuk dalam satu lingkungan dan dianggap satu lingkungan dan dianggap sebagai satu keutuhan’ [4] ‘segala daya yang menyebabkan terjadinya dan seakan-akan mengatur segala sesuatu yang ada di dunia ini [5] ‘yang bukan buatan manusia’ ; [6] ‘dunia’ ; dan [7] ‘kerajaan ; daerah ; negeri ‘ (h.22). Kalau kedua kata tersebut digabung maka arti dari pencinta alam adalah ‘orang yang sangat suka akan alam’.

Namun tidak disaat ini, pencinta alam yang sebenarnya hanya pantas ditunjukan pada masyarakat asli hutan, organisasi non pemerintah yang peduli terhadap lingkungan dan alam, individu yang peduli dengan lingkungan hidup lewat kemampuan yang dia bisa, seperti menanam pohon, membuang sampah tidak sembarangan, tidak memelihara satwa liar yang dilindungi UU, tidak menebang pohon ditaman nasional dan disekitar hutan lainnya, naik sepeda, menulis tentang lingkungan, membuat film tentang hutan dan kelestariannya, dan masih banyak lagi bentuk kepedulian terhadap lingkungan.

Makna ‘orang yang suka akan alam’ berarti manusia yang peduli dengan alam dan menjaga kelestariannya. Dengan menjaga kelesatariannya berarti ia membela nasib hutan dan satwa liar yang sedang mengalami kepunahan bukan berpetualang menantang andrenallin naik gunung, memanjat tebing, atau membuka jalur untuk latihan atau dengan bangga bisa menaklukan alam.

Sejarah memang harus dipelajari tentang pendirian pencinta alam yang motori almarhum Soe Hok Gie, Herman Lantang dan kawan-kawan. Di era 60-an memang terjadi pergolakan masa transisi kemerdekaan. Invansi politik praktis diluar kampus Universitas Indonesia lewat organisasi dan kesatuan aksi mahasiswa dari berbagai atribut dan ideologinya berusaha memasuki Universitas. Namun, Almarhum Soe dan rekan-rekannya tidak peduli dan menjadi kelompok yang tidak memihak dengan kemelut politik saat itu. Mereka lari ke gunung dan pergi ke tempat-tempat sepi terpencil. Kalau penulis menyimpulkan contemplasi ala raja-raja Jawa seperti pendeta-pendeta hinduisme. Mereka paham waktu itu posisi benar-benar terjepit. Kebersamaan dan pengalaman itulah lahir istilah pencinta alam, yaitu Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Prajnaparamita FSUI. Di Tahun 1971 nama Prajnaparamita dilepas diganti dengan Mapala UI. Alhasil bangsa yang euforia ini bermunculan organisasi pencinta alam baik dari kampus dan diluar kampus.

Kegiatan mereka hanya berlarian ke gunung, ke goa, ke tebing hanya untuk menikmati alam. Jaman abad ini sudah berubah namun masih ada saja organisasi pencinta alam baik dari kampus dan masyarakat yang bergiat untuk naik gunung, ke goa, arung jeram, ke tebing atau pendidikan seperti gaya militer, menggampar seenaknya calon peserta dengan alasan biar berdisiplin seperti militer. Padahal pendidikan ala militer dewasa ini dengan kekerasan sudah mulai dikurangi.

Pernah penulis mendengar cerita dari aktivis lingkungan dari negeri yang hutannya sudah hilang bahwa seandainya gunung itu dipenuhi sampah dan hutannya gundul, iklimnya panas, sungai dipenuhi limbah pabrik, tebing karst di bom dan batunya diambil untuk bahan lantai, meja, dan satwa liar yang eksotik punah seperti Harimau Jawa, Jalak Bali. Apakah organisasi pencinta alam baik itu dikampus maupun diluar kampus diam saja melihat itu semua.

Memang hutan Indonesia belum parah meski terlihat parah atau sungai-sungai masih belum tercemar hingga bisnis olah raga arus deras pun menjamur atau gunung masih ada tempat menarik meski jauh paling atas, goa-goa masih banyak yang bagus, tebing-tebing masih menjulang tinggi toh mereka hanya santai-santai saja atau tidak perduli sama sekali lebih mementingkan event-event kejuaraan atau pelatihan-pelatihan yang tidak ada hubungannya dengan makna dari pencinta alam. Sangat tragis benar.

Apa ada yang salah dari Almarhum Soe Hok Gie dan kawan-kawan lamanya hingga penerusnya hanya mementingkan kepuasaan sesaat atau kode etik pencinta alam Se-Indonesia yang syahkan bersama dalam gladian ke-4 yang setiap kegiatan wajib dibacakan setiap kegiatan seperti maksud dari pesannya Pencinta Alam Indonesia adalah sebagai dari masyarakat Indonesia sadar akan tanggung jawab kami kepada Tuhan, Bangsa dan Tanah Air. Dengan kesadarannya mereka (Pencinta Alam) menyatakan pada poin 2 yang isinya memelihara alam beserta isinya menjadi ucapan atau janji tanpa makna (Lip Service).

Namun hasilnya pun hutan tetap gundul, satwa liar makin lama makin punah, bencana lingkungan mulai bermunculan, bahkan pemanasan global yang dibicarakan setiap negara dan para aktifis lingkungan dari LSM dengan gencarnya mencari solusi. Sedangkan organisasi yang namanya Pencinta Alam belum menunjukan taringnya untuk peduli terhadap lingkungan. Bahkan hanya bisa dihitung oleh jari organisasi pencinta alam yang peduli terhadap lingkungan. Atau menurut saran respon dari pembaca tulisan Quo Vadis Pecinta Alam yang ditulis penulis mending diganti saja nama pencinta alam dengan nama jenis petualang. Biar tidak terjadi pembiasan makna dari kata Pencinta Alam.

Alhasil, makin sepinya minat pemuda sekarang untuk masuk organisasi pencinta alam. Tradisi lama masih dipakai tidak ada formulasi-formulasi baru untuk merefleksikan kegiatan-kegiatannya. Atau organisasi pencinta alam dewasa ini telah bangga dengan “establishment” (kemapanan). Kebiasaan-kebiasaan lama yang harus ditinggalkan malah terus diulang-ulang saja seperti pendidikan dengan kekerasan atau perbedaan yang antara senior dan yunior, pendendaman akibat dari pendidikan yang keras, menebang pohon untuk simulasi SAR, atau pembukaan jalur. Meski kecil namun tetap saja kita memberikan pendidikan yang tidak baik terhadap masyarakat sekitar gunung atau hutan.

Pernah penulis ditanya saat masuk organisasi mahasiswa pencinta alam waktu masih kuliah dulu oleh senior, apa tujuan anda masuk pencinta alam? Penulis menjawab ingin mengenal alam lebih dekat. Namun, ketika pendidikan tidak dikenalkan dengan alam malah disiksa di bentak meski tidak ada kekerasan fisik, membuka jalur hutan dengan parang seperti kesatria.

Ironisnya, bencana-bencana alam tidak separah di jaman itu. Namun saat ini kita mendengar dan merasakan dampak dari penyakit lingkungan seperti pemanasan global, banjir, longsor, tsunami, belum lagi penyakit-penyakit aneh lainnya. Apa kita sebagai pencinta alam terus merenung naik gunung?Apa kita sebagai pencinta alam masih saja manjat memenuhi kepuasaan jiwa? Apa kita sebagai pencinta alam terus menelusuri goa?Apa kita sebagai pencinta alam terus pergi keriam berarung jeram melintasi sungai?Apa kita sebagai pencinta alam bangga dengan ucapan sebagai penikmat alam? Waktunya kita bergabung dan belajar dari organisasi-organisasi non pemerintah, masyarakat dengan kearifan tradisional sekitar hutan yang peduli terhadap lingkungan untuk melakukan sinergi bersama mencari solusi tentang kerusakan alam. Ini tugas semua pencinta alam Indonesia di abad 21 ini. Waktunya meninggalkan dunia petualang. Take Action Now. (DPR/GP)