Senin, 04 Maret 2013

Elemen Kekuatan Organisasi


Ketika organisasi, keluarga dan kelompok masyarakat diatur dengan lebih baik, maka mereka akan menjadi lebih kuat. Ketika mereka memiliki bentuk yang lebih rasional, seperti halnya organisasi yang formal, maka mereka akan memiliki kapasitas yang lebih besar untuk mencapai sesuatu tujuan yang diinginkan oleh anggota mereka.
Bila kita ingin memperkuat suatu kelompok masyarakat, keluarga atau organisasi, bagaimana caranya untuk mengetahui bahwa kita telah berhasil, atau sampai di tingkat apa keberhasilan kita?  Para ilmuwan yang bergerak di bidang penelitian sosial berkata, bagaimana cara kita untuk mengukur tingkat kekuatan dari sebuah kelompok masyarakat, apakah ketika mereka meningkatkan kapasitasnya, atau ketika mereka lebih berdaya dari pada sebelumnya? Sayangnya, kita tidak memiliki alat pengukur elektronik untuk mengetahui hal ini, yang dapat mengetahui bahwa ketika angka 62 bergeser ke angka 79, maka kita tahu ada peningkatan sebanyak 17 point. 

Kita dapat menganalisa konsep dari "kekuatan", "daya" atau "kapasitas", yang terdapat dalam organisasi, ikatan keluarga atau kelompok masyarakat, mengamati komponen-komponen yang beragam di dalamnya, dan menentukan satu bentuk observasi yang dapat menunjukkan kepada kita bahwa sebuah pemberdayaan atau peningkatan kapasitas telah terjadi.


Keenam belas elemen tersebut adalah: altruisme, Persamaan nilai-nilai; pelayanan publik; tingkat percaya diri; komunikasi; konteks; informasi; intervensi; kepemimpinan; jaringan; organisasi; kekuatan politik; keterampilan; kepercayaan; kekompakan; dan kesejahteraan.  Elemen ini lebih dapat dipahami dibandingkan kelima elemen Weber tentang kekuatan birokratis, namun untuk mengidentifikasinya tetap berdasarkan prinsip-prinsip kemasyarakatan yang sama yang digunakan oleh Weber. 

Deskripsi dari Enam Belas Elemen;

Pemberdayaan berjalan dengan baik melampaui izin politik atau hukum untuk berpartisipasi dengan sistem politik nasional. Hal ini termasuk kapasitas untuk melakukan hal-hal yang diinginkan para anggota untuk dilakukan. Pemberdayaan termasuk pengembangan kapasitas dan penguatan dalam berbagai dimensi.   Berikut ini adalah enam belas elemen dari kelompok masyarakat yang berubah, ketika kelompok masyarakat itu, organisasi atau sebuah keluarga menjadi lebih kuat.
  • Altruisme (Sifat Mementingkan Kepentingan Orang Lain): Altruisme adalah proporsi dari dan tingkatan terhadap kesiapan seseorang atau individu untuk mengorbankan kepentingan pribadinya demi kepentingan orang banyak, terlihat dari sikap kedermawanan, kerendahan hati, kebanggaan bersama, sikap saling mendukung, kesetiaan, kepedulian, persahabatan, persaudaraan. Istilah ini kami pinjam dari ilmu Biologi, bukan ilmu Filsafat.  Saat sebuah kelompok masyarakat memiliki elemen altruism yang lebih banyak, maka mereka memiliki tingkat kapasitas yang lebih baik.  Apabila beberapa individu, keluarga atau sekelompok orang diperbolehkan untuk mengambil lebih banyak dan bersikap semena-mena dalam hal pemakaian dana di suatu kelompok masyarakat atau organisasi, hal ini akan melemahkan kelompok masyarakat atau organisasi tersebut.

  • Persamaan Nilai-Nilai: Persamaan nilai sebagai faktor organisasi atau kelompok masyarakat adalah tingkat di mana para anggota kelompok masyarakat berbagi nilai-nilai, terutama paham yang menyatakan bahwa mereka berasal dari satu akar yang sama, berada di atas kepentingan para anggota di dalamnya.  Hal ini berkaitan dengan nilai-nilai dimensi budaya.  Semakin mereka berbagi, atau paling tidak lebih saling mengerti dan mentoleransi nilai-nilai dan perilaku satu sama lain, maka kelompok mereka akan menjadi semakin lebih kuat.  Rasisme, usia, gender, prasangka, fanatisme akan melemahkan sebuah kelompok masyarakat.

  • Pelayanan Publik; Untuk tempat pemukiman, pelayanan ini terdiri dari berbagai fasilitas dan layanan (seperti jalan, pasar, air minum, akses ke pendidikan, layanan kesehatan), perawatan fasilitas dan layanan tersebut (pemeliharaan dan perbaikan yang dapat diandalkan), keberlangsungan, dan tingkat akses anggota kelompok masyarakat terhadap fasilitas dan layanan itu.   Hal ini berkaitan dengan dimensi teknologi sebuah budaya.  Semakin terbuka akses yang dimiliki oleh anggota kelompok masyarakat kepada berbagai fasilitas umum, maka semakin besar tingkat pemberdayaan mereka. Dalam mengukur kapasitas sebuah organisasi, maka tolak ukurnya termasuk perlengkapan kantor, peralatan, sumber daya, akses terhadap toilet dan fasilitas personal staf lainnya, fasilitas bekerja dan fisik bangunan. 


  • Komunikasi: Di dalam sebuah kelompok masyarakat, dan di antara kelompok itu sendiri dengan pihak luar, konteks komunikasi meliputi jalan, sistem elektronik (telepon, radio, TV, Internet), media cetak (surat kabar, majalah, buku), jaringan, bahasa yang sama, tingkat melek huruf dan keinginan serta kemampuan untuk berkomunikasi (termasuk kebijaksanaan, diplomasi, keinginan untuk mendengarkan dan juga untuk berbicara) secara umum.   Apabila sebuah kelompok masyarakat menjalin komunikasi yang lebih baik, maka mereka akan menjadi lebih kuat.  Untuk sebuah organisasi, hal ini adalah peralatan komunikasi, metode dan praktek yang tersedia untuk staf.   Kurangnya komunikasi berarti sebuah kelompok masyarakat atau organisasi yang lemah.


  • Rasa Percaya Diri: Saat mengekspresikan diri secara individual, seberapa besar rasa percaya diri yang terlihat di dalam kelompok masyarakat, organisasi secara keseluruhan?  Faktor ini termasuk sebuah pemahaman bahwa organisasi atau kelompok masyarakat dapat mencapai apapun yang merek inginkan.  Sikap-sikap yang positif, kemauan, motivasi diri, antusiasme, optimisme, kemandirian, keinginan untuk memperjuangkan hak-haknya, menghindari rasa apati dan fatalisme (bahwa hidup ini tergantung dengan nasib), sebuah pandangan mengenai berbagai hal yang positif.   Peningkatan kekuatan termasuk peningkatan rasa percaya diri.


  • Konteks (politik dan administratif); Sebuah organisasi atau kelompok masyarakat akan menjadi lebih kuat, lebih mampu untuk menjadi lebih kuat dan mempertahankan kekuatannya, bila ia berada di dalam sebuah lingkungan yang mendukung kekuatan tersebut.   Lingkungan ini termasuk elemen-elemen (1) politik (termasuk berbagai nilai dan sikap dari para pemimpin nasional, hukum dan perundang-undangan) dan (2) administratif (sikap pegawai sipil dan para teknokrat, termasuk peraturan dan prosedur pemerintah). Elemen itu juga meliputi lingkungan yang sah.   Ketika para politisi, pemimpin, teknokrat, dan pegawai sipil, berikut hukum dan peraturan yang mereka buat, mengambil sebuah pendekatan hanya dengan memberikan persediaan, kelompok masyarakat akan lemah, sementara bila mereka memberi kesempatan agar kelompok masyarakat tersebut bertindak untuk diri mereka sendiri, maka kelompok masyarakat tersebut akan menjadi lebih kuat.   Berbagai kelompok masyarakat, keluarga dan organisasi akan menjadi lebih kuat bila mereka berada di sebuah kondisi yang lebih baik.

  • Informasi: Lebih dari sekedar mendapatkan atau menerima informasi yang belum diproses, kekuatan dari organisasi atau kelompok masyarakat terletak pada kemampuan mereka dalam memproses dan menganalisa informasi tersebut, tingkat kesadaran, pengetahuan dan kebijakan yang ditemukan di antara beberapa individu penting dan di antara kelompok tersebut secara keseluruhan.  Ketika informasi menjadi lebih efektif dan berguna, tidak sekedar banyak dalam jumlah, maka kelompok masyarakat akan memiliki kekuatan yang lebih.  (Ketahui bahwa hal ini terkait dengan tetapi berbeda dengan elemen komunikasi yang disebutkan di atas).

  • Intervensi: Apakah tingkatan dan efektivitas dari animasi (penggerakan, pelatihan manajemen, peningkatan kesadaran, stimulasi) yang bertujuan kepada penguatan organisasi atau kelompok masyarakat?  Apakah sumber daya dari kegiatan amal, baik dari luar maupun dalam dapat menaikkan tingkat ketergantungan dan melemahkan kelompok masyarakat, atau sebaliknya memberikan tantangan kepada kelompok masyarakat untuk bertindak dan pada akhirnya menjadikan kelompok masyarakat tersebut lebih kuat?  Apakah intervensi ini berkelanjutan atau tergantung kepada keputusan yang diambil oleh pemberi dana dari pihak luar yang memiliki perbedaan tujuan dan agenda dengan kelompok masyarakat itu sendiri?  Ketika sebuah kelompok masyarakat memiliki lebih banyak sumber daya yang mendorong perkembangan, maka ia memiliki lebih banyak kekuatan.

  • Kepemimpinan: Para pemimpin memiliki daya, pengaruh, dan kemampuan untuk menggerakkan kelompok masyarakat.  Semakin efektif kepemimpinannya, maka akan semakin kuat kelompok masyarakat tersebut.  Walaupun ini bukan tempat untuk berdebat ideologi antara demokrasi atau kepemimpinan partisipasi, yang berlawanan dengan gaya totalitarian, otoritarian dan diktatorial, kepemimpinan yang paling efektif dan berkelanjutan (untuk memperkuat kelompok masyarakat, dan bukan hanya memperkuat para pemimpin) adalah kepemimpinan yang melakukan sesuatu untuk menerapkan keputusan dan keinginan dari seluruh anggota kelompok masyarakat, yang melaksanakan peranan mendukung dan memfasilitasi.   Para pemimpin harus memiliki berbagai keterampilan, keinginan dan karisma.  Semakin efektif sebuah kepemimpinan, maka semakin besar kapasitas yang dimiliki oleh kelompok masyarakat. Kurangnya kepemimpinan akan melemahkan kelompok masyarakat.

  • Jaringan: Bukan hanya masalah "Apa yang Kamu ketahui", tetapi juga tentang "Siapa yang Kamu kenal" yang dapat menjadi sumber kekuatan.  (Seperti lelucon umum, bukan orang yang hanya "tahu segala", tapi orang yang "kenal semua" yang dapat pekerjaan).  Apakah tingkatan yang membuat anggota kelompok masyarakat, terutama para pemimpin, untuk dapat mengenal orang-orang (berikut agensi atau organisasinya) yang dapat menyediakan berbagai sumber daya berguna yang akan memperkuat kelompok masyarakat tersebut secara keseluruhan?  Jaringan/hubungan yang berguna, potensial dan dapat direalisasikan, yang terdapat di dalam dan di luar kelompok masyarakat.  Semakin efektif sebuah jaringan, maka semakin kuat pula kelompok masyarakat, keluarga atau sebuah organisasi tersebut.  Isolasi menyebabkan kelemahan .

  • Organisasi: Tingkat Organisasi di dalam sebuah kelompok masyarakat adalah tingkat di mana setiap anggota yang berbeda di dalam kelompok masyarakat melihat diri mereka sendiri memiliki peranan yang mendukung kelompok secara utuh (bukan sekedar sekumpulan orang-orang yang berbeda saja), termasuk (dalam arti kemasyarakatan) integritas organisasi, struktur, beragam prosedur, proses pembuatan keputusan, efektivitas, pembagian tenaga kerja, saling ketergantungan dan melengkapi beragam peranan dan fungsi.  Hal ini berkaitan dengan dimensi institusi atau interaksional dari budaya dan masyarakat.   Semakin terorganisir, atau semakin terorganisir dengan efektif sebuah kelompok masyarakat/organisasi, maka semakin besar kapasitas atau kekuatan yang dimilikinya.

  • Kekuatan Politik: Sebuah Kekuatan dari kelompok masyarakat atau organisasi menunjukkan tingkatan mereka untuk dapat berpartisipasi di dalam pengambilan keputusan wilayah dan nasional.  Hal ini berhubungan dengan dimensi politik sebuah budaya. Hanya sebagai seorang individu pun memiliki kekuasaan yang bermacam-macam di dalam kelompok, maka sebuah organisasi dan kelompok masyarakat memiliki kekuasaan yang berbeda-beda dan pengaruh di wilayah dan bangsa.  Apabila sebuah kelompok masyarakat atau organisasi semakin mampu melatih kekuasaan politik dan pengaruh yang dimilikinya, maka semakin tinggi level kapasitas yang mereka miliki. 

  • Keterampilan-Keterampilan: Kemampuan, yang tertanam di masing-masing individu, yang dapat dikontribusikan kepada organisasi dari kelompok masyarakat dan kemampuan untuk menyelesaikan apa pun yang ingin diselesaikan, kemampuan teknis, manajemen, berorganisasi dan kemampuan untuk menggerakan juga termasuk. Semakin banyak kemampuan (kelompok atau individu) yang dapat dimiliki dan digunakan oleh kelompok masyarakat atau organisasi, maka semakin berdaya pula kelompok dan organisasi itu.  Kemampuan/keterampilan itu harus relevan dengan tujuan dari organisasi; seorang juggler yang memiliki kemampuan tinggi misalnya, tidak akan menjadi sebuah aset yang berguna bagi sebuah perusahaan transportasi atau kesatuan polisi. 

  • Kepercayaan: Kepercayaan adalah tingkatan di mana para anggota kelompok dari organisasi atau kelompok masyarakat saling mempercayai satu sama lain, terutama manajer mereka, pemimpin dan pelayan masyarakat, yang sebaliknya adalah sebuah cerminan dari tingkatan integritas mereka (kejujuran, ketergantungan, keterbukaan, transparansi, dan kepercayaan). Semakin tinggi rasa percaya dan ketergantungan mencerminkan peningkatan kapasitas kelompok dan organisasi.   Ketidakjujuran, korupsi, penggelapan dan pengalihan dari sumber daya masyarakat akan mengarah kepada melemahnya kelompok dan organisasi tersebut. 

  • Kekompakan: Kekompakan adalah rasa memiliki kepada sebuah entitas yang dikenal (grup yang membentuk kelompok masyarakat) walaupun setiap organisasi dan masyarakat memiliki pembagian atau pemisahan (agama, kelas, status, pemasukan, usia, gender, suku, klan) atau persaingan-persaingan pribadi.   Adalah tingkatan di mana anggota organisasi atau masyarakat berkeinginan untuk bertenggang rasa terhadap perbedaan dan variasi di antara mereka dan berkeinginan untuk mendukung dan bekerja sama, sebuah rasa dari tujuan atau visi yang sama, nilai-nilai yang sama.   Ketika sebuah kelompok masyarakat atau organisasi itu lebih kompak, maka ia akan semakin kuat.   Kesatuan tidak berarti semua orang di dalamnya sama, namun kesatuan berarti semua orang saling memberikan toleransi akan perbedaan masing-masing dan bekerja untuk kebaikan bersama.

  • Kesejahteraan: Kesejahteraan adalah tingkatan di mana organisasi atau kelompok masyarakat secara keseluruhan – berbeda dengan individu-individu di dalamnya – memiliki kendala atas sumber daya-sumber daya yang aktual dan potensial, dan produksi serta distribusi dari barang dan jasa yang langka dan berguna, moneter dan non-moneter, termasuk tenaga kerja, tanah, perlengkapan, persediaan, pengetahuan dan keterampilan. Hal ini berkaitan dengan dimensi ekonomi budaya.  Semakin sejahtera suatu kelompok masyarakat atau organisasi, maka semakin kuat pula kelompok atau organisasi tersebut.   Bila seseorang yang serakah, keluarga atau pihak tertentu mencoba mengambil keuntungan dari keuangan yang dimiliki kelompok masyarakat atau organisasim maka hal ini akan melemahkan kelompok dan organisasi tersebut.   Para keluarga yang memiliki kesejahteraan lebih baik, umumnya akan bertahan lebih lama selama beberapa generasi. 

Ditulis Oleh : ichanpapirus ~ Napallima Blog

Anda sedang membaca sebuah artikel yang berjudul Elemen Kekuatan Organisasi,, Semoga artikel tersebut diatas bermanfaat untuk anda semuanya.... Mohon maaf apabila penulisan atau konten dari posting yang anda baca sudah rusak atau terjadi kesalahan. Jika ada pertanyaan silahkan tulis pada kotak komentar.

:: Terima Kasih Telah Berkunjung ! ::

1 comments:

Posting Komentar

Terima kasih untuk komentarnya...