Mendaki gunung adalah perjuangan,
perjuangan manusia melawan ketinggian dan segala konsekuensinya. Dengan
berubahnya ketinggian tempat, maka kondisi lingkungan pun jelas akan berubah.
Anasir lingkungan yang perubahannya tampak jelas bila dikaitkan dengan
ketinggian adalah suhu dan kandungan oksigen udara. Semakin bertambah
ketinggian maka suhu akan semakin turun dan kandungan oksigen udara juga
semakin berkurang.Fenomena alam seperti ini beserta konsekuensinya terhadap keselamatan
jiwa kita, itulah yang teramat penting kita ketahui dalam mempelajari proses
fisiologi tubuh di daerah ketinggian. Banyak kecelakaan terjadi di pegunungan
akibat kurang pengetahuan, hampa pengalaman dan kurang lengkapnya sarana
penyelamat.
1. Konsekuensi Penurunan Suhu
Manusia termasuk organisme berdarah panas (poikiloterm), dengan demikian
manusia memiliki suatu mekanisme thermoreguler untuk mempertahankan kondisi
suhu tubuh terhadap perubahan suhu lingkungannya. Namun suhu yang terlalu
ekstrim dapat membahayakan. Jika tubuh berada dalam kondisi suhu yang rendah,
maka tubuh akan terangsang untuk meningkatkan metabolisme untuk mempertahankan
suhu tubuh internal (mis : dengan menggigil). Untuk mengimbangi peningkatan
metabolisme kita perlu banyak makan, karena makanan yang kita makan itulah yang
menjadi sumber energi dan tenaga yang dihasilkan lewat oksidasi.
2. Konsekuensi Penurunan Jumlah Oksigen
Oksigen bagi tubuh organisme aerob adalah menjadi suatu konsumsi vital untuk
menjamin kelangsungan proses-proses biokimia dalam tubuh, konsumsi dalam tubuh
biasanya sangat erat hubungannya dengan jumlah sel darah merah dari konsentrasi
haemoglobin dalam darah. Semakin tinggi jumlah darah merah dan konsentrasi
Haemoglobin, maka kapasitas oksigen respirasi akan meningkat. Oleh karena itu
untuk mengatasi kekurangan oksigen di ketinggian, kita perlu mengadakan latihan
aerobic, karena disamping memperlancar peredaran darah, latihan ini juga
merangsang memacu sintesis sel-sel darah merah.
3. Kesegaran Jasmani
Kesegaran jasmani adalah syarat utama dalam pendakian. Komponen terpenting yang
ditinjau dari sudut faal olahraga adalah system kardiovaskulare dan
neuromusculare.Seorang pendaki gunung pada ketinggian tertentu akan mengalami
hal-hal yang kurang enak, yang disebabkan oleh hipoksea (kekurangan oksigen),
ini disebut penyakit gunung (mountain sickness). Kapasitas kerja fisik akan
menurun secara menyolokpada ketinggian 2000 meter, sementara kapasitas kerja
aerobic akan menurun (dengan membawa beban 15 Kg) dan juga derajat aklimasi
tubuh akan lambat.Mountain sickness ditandai dengan timbulnya gejala-gejala
:•Merasakan sakit kepala atau pusing-pusing
•Sukar atau tidak dapat tidur
•Kehilangan control emosi atau lekas marah
•Bernafas agak berat/susah
•Sering terjadi penyimpangan interpretasi/keinginannya aneh-aneh, bersikap
semaunya dan bisa mengarah kepenyimpangan mental.
•Biasanya terasa mual bahkan kadang-kadang sampai muntah, bila ini terjadi maka
orang ini harus segera ditolong dengan memberi makanan/minuman untuk mencegah
kekosongan perut.
•Gejala-gejala ini biasanya akan lebih parah di pagi hari, dan akan mencapai
puncaknya pada hari kedua.
Apabila diantara peserta pendakian mengalami gejala ini, maka perlu secara dini
ditangani/diberi obat penenang atau dicegah untuk naik lebih tinggi. Bilamana
sudah terlanjur parah dengan emosi dan kelakuan yang aneh-aneh serta tidak
peduli lagi nasehat (keras kepala), maka jalan terbaik adalah membuatnya
pingsan.Pada ketinggian lebih dari 3000 m.dpl, hipoksea cerebral dapat menyebabkan
kemampuan untuk mengambil keputusan dan penalarannya menurun. Dapat pula timbul
rasa percaya diri yang keliru, pengurangan ketajaman penglihtan dan gangguan
pada koordinasi gerak lengan dan kaki. Pada ketinggian 5000 m, hipoksea semakin
nyata dan pada ketinggian 6000 m kesadarannya dapat hilang sama sekali.
4. Program Aerobik
Program/latihan ini merupakan dasar yang perlu mendapatkan kapasitas fisik yang
maksimum pada daerah ketinggian. Kapasitas kerja fisik seseorang berkaitan
dengan kelancaran transportasi oksigen dalam tubuh selai respirasi.Kebiasaan
melakukan latihan aerobic secara teratur, dapat menambah kelancaran peredaran
darah dalam tubuh, memperbanyak jumlah pembuluh darah yang mrmasuki jaringan,
memperbanyak sintesis darah merah, menambah kandungan jumlah haemoglobin darah
dan juga menjaga optimalisasi kerja jantung. Dengan terpenuhinya hal-hal
tersebut di atas, maka mekanisme pengiriman oksigen melalui pembuluh darah ke
sel-sel yang membutuhkan lebih terjamin.Untuk persiapan/latihan aerobic ini
biasanya harus diintensifkan selama dua bulan sebelumnya. Latihan yang teratur
ternyata juga dapat meningkatkan kekuatan (endurance) dan kelenturan
(fleksibility) otot, peningkatan kepercayaan diri (mental), keteguhan hati
serta kemauan yang keras. Didalam latihan diusahakan denyut nadi mencapai 80%
dari denyut nadi maksimal, biasanya baru tercapai setelah lari selama 20 menit.
Seorang yang dapat dikatakan tinggi kesegaran aerobiknya apabila ia dapat
menggunakan minimal oksigen per menit per Kg berat badan. Yang tentunya
disesuaikan dengan usia latihan kekuatan juga digunakan untuk menjaga daya
tahan yang maksimal, dan gerakan yang luwes. Ini biasanya dengan latihan beban,
Untuk baiknya dilakukan aerobic 25-50 menit setiap harinya.
0 comments:
Posting Komentar
Terima kasih untuk komentarnya...